Tak Ada Anggaran Tahun Ini, Jembatan Sungai Taki Terpaksa Ditimbun Lagi

jembatan sungai taki
PENANGANAN DARURAT: Alat berat diturunkan untuk meratakan timbunan di Jembatan Sungai Taki. Masyarakat berharap perbaikan secara permanen bisa segera dilakukan. (RIA MEKAR/RADAR SAMPIT)

NANGA BULIK, RadarSampit.com – Jembatan Sungai Taki di Jalan Tjilik Riwut, Desa Kujan akhirnya hanya mendapat penanganan darurat berupa penim bunan setelah kembali ambles.

Alat berat diturunkan untuk mengeruk serta meratakan jembatan. Jalan juga ditutup sementara, sehingga hanya kendaraan roda dua dan mobil kecil yang bisa melintas dengan menggunakan satu ruas saja.

“Kita lakukan penanganan di oprit box agar tidak turun lagi, soalnya penurunan yang baru ada pada opritnya. Setelah itu baru ditimbun kembali opritnya,” jelas Kabid Bina Marga DPUPR Perkimtan Lamandau, Nozul, Kamis (8/9).

Oprit jembatan merupakan segmen jalan yang menghubungkan jalan raya dengan jembatan. Diduga penurunan oprit ini adalah akibat tergerus banjir.

“Jembatan ini memang sudah seharusnya dibongkar dan dibangun ulang. Namun karena keterbatasan anggaran, belum bisa kita anggarkan tahun ini, biaya pemeliharaan juga tidak ada. Sehingga kita lakukan penanganan darurat dulu untuk sementara,” terangnya.

Rencananya pembangunan jembatan tersebut baru akan dianggarkan pada APBD murni tahun 2023 mendatang. Sebab jika dimasukkan di APBD perubahan dikhawatirkan tidak selesai mengingat waktu yang pendek dan masuk musim penghujan.

Baca Juga :  Pengurus Perpamsi Pusat Hadiri Pelantikan Direktur PDAM Sukamara

Diketahui bahwa jalan dan  jembatan ini merupakan salah satu pintu masuk utama menuju Kota Nanga Bulik. Konstruksi jembatan tersebut sudah bermasalah sejak dua tahun terakhir dan sudah ditimbun dua kali untuk menutupi penurunan jembatan agar jalan kembali rata.

Namun dua pekan terakhir penurunan jembatan semakin parah, bahkan terlihat lubang dan retakan besar.

“Hampir setiap malam selalu ada pengendara yang terjatuh, kalau ditotal mungkin ada sekitar 10 kejadian dalam dua minggu ini, karena kondisinya gelap, banyak yang tidak tahu kalau lubangnya parah. Jadi motor yang melaju langsung terbang,” tutur Amalia salah satu warga sekitar.

Ia berharap penanganan darurat tersebut bisa meminimalisir angka kecelakaan. Dan pemerintah bisa segera melakukan perbaikan secara permanen.

Selain itu bagi kendaraan dengan muatan berat seperti truk diharapkan bisa menggunakan jalan alternatif lain jika ingin masuk kota Nanga Bulik. (mex/sla)



Pos terkait