WARNING!!! Area Terjangan Banjir di Kotim Terus Meluas

banjir mentaya hulu
KIAN PARAH: Banjir yang terjadi di Kecamatan Mentaya Hulu merendam rumah warga setempat. (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Banjir yang terus menerjang sejumlah wilayah di Kabupaten Kotawaringin Timur dinilai sebagai salah satu bencana terbesar yang pernah terjadi. Bahkan, di Kecamatan Parenggean, wilayah yang sebelumnya aman dari banjir, kini ikut terendam.

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi II DPRD Kotim Juliansyah. ”Saya sebelumnya tidak pernah mengalami banjir seperti ini. Saya bisa katakan ini paling parah dan paling dalam. Ini terjadi dari tahun ke tahun. Semakin meluas desa dan daerah yang mengalami banjir,” ujarnya, Rabu (19/10).

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Juliansyah menuturkan, banjir tersebut menjadi bencana musiman dari tahun ke tahun. Kondisi itu diperparah dengan tingginya curah hujan. Selain itu, penyangga air hujan dari wilayah hulu kian menipis. Akibatnya, air hujan turun langsung ke sungai yang tak mampu menampung air hingga meluap ke permukiman warga.

”Siklusnya memang dari wilayah hulu. Air turun ke muara, sehingga sampai ke dataran rendah akan terendam semua,” jelasnya.

Dia mendesak Pemkab Kotim menyikapi persoalan itu secara serius. Bantuan yang ada harus segera disalurkan secara merata.

Baca Juga :  NGERI!!! Tikungan Maut Makan Tumbal, Pemotor Tewas Dihantam Truk

”Pemkab harus  salurkan bantuan ke Mentaya Hulu, Antang Kalang, Bukit Santuai, Telaga Antang, dan Tualan Hulu. Semuanya terendam banjir. Perusahaan sekitar diharapkan lebih peka dengan kondisi krisis masyarakat,” kata Sekretaris DPC Gerindra Kotim ini.

Seorang warga Mentaya Hulu, Caca, menuturkan, banjir kali ini memang parah. Rumah mereka terendam berhari-hari. Bencana itu terjadi silih berganti sejak beberapa pekan terakhir. Sempat surut, kemudian banjir lagi ketika hujan deras turun.

”Banjir wilayah kami ini seakan tidak ada habisnya. Turun hujan, air dalam lagi. Kebetulan rumah kami daerahnya bukan di atas bukit, sehingga selalu terendam,” ujarnya.

Terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim  Rihel mengatakan, banjir terus meluas. Bencana yang sebelumnya melanda 24 desa di enam kecamatan, meluas menjadi 27 desa yang tersebar di delapan kecamatan.

”Ketinggian air rata-rata 60 sampai satu meter lebih. Untuk banjir di Kecamatan Telawang dan Muara Ubar, ada pengaruh hujan dan air pasang laut naik,” jelasnya. (ang/ign)



Pos terkait