Zaman Kian Maju, Kembali ke Akar Jurnalisme

cover radar sampit
Cover koran HUT 17 Tahun Radar Sampit. (Muhammad Faisal/Radar Sampit)

RadarSampit.com – Mengembangkan bisnis koran dulu dan sekarang tentu sudah jauh berbeda. Sampai beberapa tahun setelah berdiri 17 tahun silam, Radar Sampit tampil perkasa sebagai media massa berwujud lembaran, menyajikan informasi seputar peristiwa dan pembangunan di wilayah Kalimantan Tengah, terutama Kotawaringin.

Kisah-kisah suksesi itu mulai dari koran yang sering ludes ibarat kacang goreng, sampai pemasang iklan yang terus berdatangan setiap hari ke markas Radar Sampit untuk mengiklankan produknya.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

Peradaban yang kian maju dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, membuat bisnis media massa berbentuk koran kian berat. Meski demikian, semangat pantang menyerah dan berdamai dengan peradaban, membuat koran tetap bisa bertahan. Beberapa kali ramalan kiamat koran selalu bisa dipatahkan.

Radar Sampit hadir untuk menjawab tuntutan zaman. Tak lagi berbasis koran, tapi merambah linimasa yang sejatinya telah dirintis lebih dari satu dekade silam. Tugas luhur jurnalistik tetap dikedepankan di tengah ketatnya persaingan media yang menuntut kecepatan.

”Platform zaman sekarang berbasis click bait, yang bisa saja dapat menurunkan kualitas jurnalisme. Itulah problem yang paling krusial bagi perusahaan media yang menjual produk jurnalistik. Di era sekarang kita begitu bergantung dengan berbagai platform. Maka, seolah semua menjadi latah mengejar click bait tanpa memperdulikan lagi kualitas jurnalistik,” kata Ajid Kurniawan, Pemimpin Redaksi Radar Sampit 2006-2014.

Baca Juga :  Tumbuh Tak Terkendali, Pedagang Bersatu Tolak Minimarket Baru

Banyaknya platform media, lanjut jurnalis senior yang kini menjabat Direktur Balikpapan Post (Jawa pos grup) ini, bisa memberikan kemudahan dalam memperoleh informasi awal. Akan tetapi, juga menjadi tantangan ke depan bagaimana agar jurnalis terus meningkatkan kualitas jurnalistik dengan cara memahami akar jurnalistik.

”Caranya itu kembali ke akar jurnalistik. Jurnalis harus disiplin verifikasi dan kroscek mendalam. Kalau dari sisi bisnis, tentu perlu dicarikan model yang bisa pas dan harus bisa mengolaborasikan model bisnis konvensional dengan model bisnis yang berbasis digital. Semua itu harus berjalan berdampingan. Koran cetak masih jalan, tidak bisa hanya mengandalkan menjual koran di lapangan, tapi juga diimbangi dengan penyesuaian era digital. Dari sisi pembayarannya juga berbasis digital. Model bisnis sudah berubah dan perusahan media harus mengikuti arah itu,” katanya.



Pos terkait