PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mulai dilanda kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Pembukaan lahan baru oleh masyarakat diduga menjadi pemicu kebakaran.
Kebakaran lahan di empat lokasi berbeda ini membuat kalang kabut Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan dari BPBD Kobar, Masyarakat Peduli Api (MPA) Mendawai Seberang dan Raja Seberang, Bhabinkamtibmas dan Babinsa.
Mereka bergegas melakukan pengecekan dengan menaiki menara pantau yang dibangun di Jalan Ahmad Shaleh Kilometer 10, ruas Pangkalan Bun-Kolam, untuk mengetahui satu titik api yang muncul.
Di saat bersamaan, lahan ini Jalan Samari juga terjadi kebakaran, disusul kebakaran lahan di sekitar SMP 6 Natai Pelingkau.
Api juga muncul di Desa Kubu, Kecamatan Kumai di area perkebunan kelapa sawit milik masyarakat.
Personel Balakar Huma Singgah Itah, Ancah, menyampaikan bahwa karhutla di Kelurahan Mendawai Seberang tidak mampu ditempuh dengan kendaraan roda empat dan roda dua.
Lokasi hanya bisa ditempuh melalui sungai. Titik api berjarak 8 kilometer dari tepi Sungai Lamandau.
“Akses di Mendawai Seberang buntu, tidak ada jalan. Kalau ditarik garis lurus masih jauh berada di 8 kilometer dari tepi Sungai Lamandau, dan satu-satunya akses yang dapat ditempuh untuk menuju titik api hanya menggunakan transportasi air,” ungkapnya, Rabu (24/7/2024).
Menurutnya, ada tiga lokasi kebakaran di Kecamatan Arut Selatan pada Rabu (24/7/2024), yaitu di sekitar SMP 6 Kelurahan Baru, di Jalan Samari 2 Kelurahan Madurejo, dan di Kelurahan Mendawai Seberang.
Sementara di Kecamatan Kumai ada satu lokasi karhutla. Saat ini tim gabungan masih melakukan penanganan karhutla di beberapa titik.
“Ini masih penanganan di SMP 6, Kelurahan Baru. Kalau sudah aman baru merapat ke Jalan Samari 2,” ujarnya.
Belum diketahui berapa luasan lahan yang terbakar di beberapa lokasi tersebut.
Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Kobar Martogi Sialagan menyampaikan saat ini tim sudah menindaklanjuti dan melakukan penanganan.
“Semua titik sudah dilakukan penanganan oleh tim gabungan,” pungkasnya. (tyo/yit)
