Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Agustiar Sabran kembali menunjukkan komitmennya kepada masyarakat akar rumput. Dia mengunjungi kegiatan Pasar Murah di Desa Asam Baru, Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Senin (9/6) lalu.
M RIFANI DEWANTARA, Kuala Pembuang | radarsampit.com
Udara sejuk Desa Asam Baru, Kecamatan Danau Seluluk, Kabupaten Seruyan, Senin (9/6) lalu berubah riuh ketika Gubernur Kalteng Agustiar Sabran tiba di lokasi kegiatan Pasar Murah. Dengan senyum ramah, ia menyapa warga yang berkerumun di lapangan serba guna.
Orang nomor satu di Bumi Tambun Bungai itu didampingi Plt. Sekda Leonard S. Ampung, Danlanud Iskandar Letkol PNB Nugroho Tri Widyanto, serta para kepala OPD dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam sambutannya, Leonard menegaskan, Gubernur tidak akan diam melihat rakyat kesulitan.
”Gubernur tidak bisa melihat anak-anak tak bisa sekolah, tak bisa makan. Kami bekerja tidak mengenal libur,” ujar Leonard.
Di hadapan para kepala desa dalam sesi dialog terbuka, Agustiar menjanjikan penguatan anggaran pembangunan untuk wilayah perdesaan.
”Saya akan mengalokasikan dana untuk rumah ibadah, fasilitas umum, dan juga gaji guru ngaji, ustaz, pendeta, mantir, dan damang,” katanya.
Menanggapi kekhawatiran warga soal maraknya peredaran narkoba, Agustiar menegaskan komitmen kuatnya. ”Yang menangani aparat, tapi saya tidak akan tinggal diam. Saya akan berusaha sekuat tenaga untuk membantu,” ujarnya.
Sementara itu, Pasar Murah yang digelar kali ini terasa istimewa. Sebanyak 1.060 paket sembako disediakan untuk lima desa di Kecamatan Danau Seluluk. Namun, khusus di Desa Asam Baru, Gubernur memutuskan menggratiskannya.
”Pasar Murah ini untuk bantu masyarakat dan tekan inflasi. Tapi hari ini saya gratiskan. Mohon doa semuanya,” ucapnya.
Paket sembako terdiri dari 5 kg beras, 1 kg gula pasir, dan 2 liter minyak goreng. Harga asli Rp146.250, disubsidi hingga tinggal Rp15.000.
Kebijakan spontanitas Agustiar itu membuat warga yang jadi sasaran program tersebut ketiban rezeki berlipat ganda. Paket bahan pokok yang sebelumnya telah disubsidi, justru membuat warga pulang tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.
