Akibat Curah Hujan Tinggi, Banjir Kepung Sejumlah Desa di Lamandau

banjir lamandau
DATARAN RENDAH : Lingkungan pemukiman warga di Kecamatan Belantikan Raya Kabupaten Lamandau yang mulai terendam banjir, luapan air Sungai Belantikan, Sabtu (6/1/2024) (Istimewa/BPBD Lamandau).

NANGA BULIK, radarsampit.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamandau mulai melakukan pemantauan daerah rawan bencana banjir ke sejumlah wilayah ini. Awal tahun 2024 ini , hampir setiap hari turun hujan dengan intensitas cukup deras dan merata di semua wilayah.

Pada Sabtu (6/1/2024) kemarin, pemantauan dilakukan di sebagian wilayah Kecamatan Bulik yang rawan banjir, yakni Desa Batu Kotam, Desa Guci dan Kelurahan Nanga Bulik, terutama di lingkungan SDN 5 Nanga Bulik Seberang dan RT 10A .

Bacaan Lainnya

“Hasil pemantauan, luapan air sungai memang mulai masuk area pemukiman warga, tapi belum ada yang sampai merendam lantai, karena rata-rata rumah panggung,” ujar Kepala BPBD Lamandau, Hendikel.

Ia melanjutkan, di Desa Batu Kotam, ada rendaman air dengan  ketinggian kurang lebih  30-50 sentimeter yang merupakan luapan Sungai Lamandau, dan telah menggenang wilayah pemukiman warga, termasuk fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Baca Juga :  Ajakan Selingkuh Ditolak, Perempuan Ini Ditusuk Pakai Kunci 'Kontak'

Menurut Hendikel, daerah pemukiman yang tergenang air tidak memiliki  saluran pembuangan ke Sei Lamandau karena  permukaannya lebih rendah dari jalan ( terhalang betonisasi jalan). Sementara jumlah sementara yang terdampak banjir ada 15 unit rumah, satu taman kanak-kanak, satu PAUD, dan satu  kantor desa.

Kemudian lanjutnya di Desa Guci, air dari Sungai Guci kemarin mulai menggenangi poros jalan masuk ke wilayah desa tersebut dengan ketinggian 70-90 sentimeter sepanjang   800 meter. Menurut Hendikel, jalan menuju desa ini memang  merupakan daerah rawan banjir, meskipun sudah ditimbun tanah cukup tinggi tetap tergenang air saat curah hujan tinggi.

“Genangan air di jalan Desa Guci telah mengganggu aktivitas mobilitas warga keluar masuk desa.Kendaraan kecil, baik roda dua maupun roda empat tidak bisa lewat. Warga terpaksa melalui jalur alternatif melewati jalan Batu Kotam atau jalan perusahaan , sehingga memutar cukup jauh untuk keluar dan masuk Desa Guci,” bebernya.

Selain itu diungkapkannya pula, di   Kelurahan Nanga Bulik,  di SDN 5 Nanga Bulik Sebarang, RT 09,  air menggenang di lingkungan bangunan sekolah dengan ketinggian  50-60 sentimeter yang berasal dari luapan air sungai. Namun aktivitas belajar mengajar masih berjalan normal.



Pos terkait