SAMPIT, radarsampit.com – SMAN 1 Sampit menyelenggarakan In House Training (IHT) bertajuk “Implementasi Deep Learning dan Penguatan Budaya Positif dalam Bingkai Sekolah Ramah Anak” di Hotel Midtown Express Sampit.
Kegiatan yang dihadiri seluruh guru ini menghadirkan narasumber ahli Pengawas dan Fasilitator Sekolah Ramah Anak (SRA) Dr. Rusnanie sebagai bagian dari strategi peningkatan kualitas pembelajaran.
Pelatihan berlangsung intensif selama satu hari penuh dengan materi “Peningkatan Kualitas Pembelajaran Melalui Deep Learning” atau pendekatan pembelajaran mendalam untuk stimulasi pemahaman bermakna.
Dilanjutkan Materi “Penerapan Budaya Positif dalam Sekolah Ramah Anak (SRA)” atau strategi menciptakan lingkungan inklusif yang menghargai hak anak. Dan materi terakhir Administrasi dan refleksi kolaboratif.
Kepala SMAN 1 Sampit M. Darma Setiawan menyampaikan bahwa IHT ini di laksanakan untuk memberi pemahaman secara komprehensif tentang deep learning.
Deep learning diadaptasi agar guru mampu men-deliver materi berkualitas tanpa bergantung keberadaan fasilitas mewah dan lengkap.
“Budaya positif dalam SRA juga menjadi tameng untuk menjaga psikologis siswa di tengah kondisi sarpras yang belum ideal. Ini adalah investasi jangka panjang – ketika ruang kelas kita bocor, tapi semangat kolaborasi guru dan murid tidak boleh retak,” ungkap M. Darma Setiawan.
“Acara ini bukan sekadar pelatihan, tapi deklarasi bahwa SMAN 1 Sampit memilih berkarya, bukan mengeluh. Ketika atap sekolah masih bocor, kami membangun atap keteladanan lewat budaya positif. Ketika lab komputer belum memadai, kami bangun ‘lab kolaborasi’ di ruang kelas biasa,” tambah M Darma Setiawan.
Dr Rusnanie dalam materinya menyampaikan deep Learning untuk konteks terbatas fokus pada metode pembelajaran berbasis analisis kritis dan pemecahan masalah kontekstual, tanpa ketergantungan pada alat teknologi canggih.
Selain itu Sekolah Ramah Anak (SRA) sebagai Solusi penguatan lingkungan sekolah yang aman, inklusif, dan partisipatif guna mengkompensasi ketidaksempurnaan fasilitas fisik. Rusnanie juga menekankan pentingnya sinergi antarguru dalam menerapkan strategi baru, terutama dalam pengadaan bahan ajar kreatif.