Bidan Mangkir Tugas, Bayi di Pedalaman Kotim Tak Selamat

Wabup Irawati Perintahkan Nakes Tak Tinggalkan Tugas saat Bencana

bayi ilustrasi
ILustrasi (radar bojonegoro)

SAMPIT, radarsampit.com – Wakil Bupati Kotim Irawati tak bisa menyembunyikan kegeramannya saat mendengar kabar ada seorang ibu hamil asal Desa Sei Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu, yang melakukan proses persalinan tak mendapatkan penanganan tenaga kesehatan. Hal itu mengakibatkan sang bayi tak dapat diselamatkan.

”Saya menerima laporan dari warga, perawat dan bidannya memang ada, tetapi jarang di tempat. Padahal bidan sangat diperlukan warga saat proses persalinan. Saat itu saya menerima informasi, ada beberapa persalinan Januari lalu. Bidannya tidak di tempat dan mengakibatkan meninggalnya bayi,” kata Irawati, Jumat (23/2/2024) lalu.

Bacaan Lainnya

Irawati juga menerima informasi ada dua ibu yang ingin menjalani proses persalinan, namun bidan tak ada di tempat, sehingga ibu hamil harus dibawa menggunakan kapal untuk dibawa ke Puskesmas Cempaga Hulu yang ada di Desa Pundu.

”Kejadian itu saat Pemilu. Kedua kejadian ini terjadi di waktu yang berbeda ini dengan alasan sama nakes tidak di tempat, sehingga layanan kesehatan terhadap ibu hamil lambat ditangani. Padahal, Januari dan Februari Pemkab Kotim sudah menetapkan status siaga banjir dan saat ini ditingkatkan statusnya menjadi tanggap darurat banjir,” ujarnya.

Baca Juga :  PANAS!!! Kuat-kuatan Massa Lahan Sengketa, Potensi Konflik Berebut Sawit

Tak ingin masalah itu berulang, Irawati menginstruksikan Dinkes Kotim untuk menegaskan pada seluruh tenaga kesehatan, khususnya desa dan kelurahan agar tidak meninggalkan tempatnya bertugas. Terutama selama saat bencana banjir masih melanda Kotim.

”Kalau ada perawat dan bidannya, maka pelayanan kesehatan akan lebih cepat ditangani dan meminimalisir terjadinya kematian bayi pada ibu melahirkan. Saya juga minta setiap obat-obatan segera dikirim jangan sampai di puskesmas kehabisan obat,” ujarnya.

Kepala Desa Sei Ubar Mandiri Andreka Setiadi membenarkan kejadian yang menimpa warganya akibat lambat mendapatkan penanganan kesehatan saat hendak melakukan proses persalinan.

”Benar itu warga kami. Itu bukan keguguran. Ibu itu ingin proses lahiran, tetapi bayinya tidak dapat diselamatkan. Hanya ibunya yang selamat, karena bidan di Desa Sungai Ubar Mandiri tidak bertanggung jawab dengan ibu hamil dan jarang masuk kerja turun ke Polindes Sei Ubar Mandiri,” kata Andreka, Senin (26/2/2024).



Pos terkait