DLH Kobar Panggil Pemilik Kebun Sekitar Danau Torusan

Danau Torusan
DUGAAN PENCEMARAN: DLH Kobar bersama pihak kelurahan Kotawaringin Hilir dan warga saat pengambilan sampel air di Danau Torusan beberapa waktu yang lalu.

PANGKALAN BUN – Polemik atas sumber pencemaran Danau Torusan di Kelurahan Kotawaringin Hilir, Kecamatan Kotawaringin Lama, Kabupaten Kotawaringin Barat terus bergulir. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) memanggil pengusaha perkebunan kelapa sawit yang diduga menjadi penyebab pencemaran.

Kepala Bidang Penataan dan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kotawaringin Barat, Nurliani mengatakan, pemanggilan terhadap pengusaha atau pemilik perkebunan kelapa sawit untuk dimintai keterangan terkait aktivitas di area perkebunan kelapa sawit tersebut.

“Dua kali kita panggil yang pertama tidak hadir dan panggilan kedua kita layangkan pada 3 April kemarin dan hari ini yang datang hanya perwakilannya saja,” ujarnya, Senin (11/4).

Ia menegaskan apapun keterangan yang diberikan oleh pihak pemilik perkebunan kelapa sawit, hasil dari laboratorium merupakan alat bukti kuat apakah tudingan warga benar atau tidak bahwa sumber pencemaran berasal dari aktivitas di perkebunan kelapa sawit tersebut.

Sayangnya, hingga saat ini dari empat sampel air yang diuji laboratorium belum satupun hasilnya keluar dan DLH sudah meminta kepada pihak laboratorium untuk mempercepat pengujian.

Baca Juga :  Bentuk Tim Gabungan Buru Ruslan

“Hasil tes laboratorium pada sampel air Danau Torusan sampai saat ini belum keluar, kami sudah coba menghubungi pihak lab minta proses dipercepat namun karena sistem antrean yang panjang sehingga tidak bisa dipercepat,” ungkapnya.

Nantinya setelah hasil laboratorium keluar, DLH Kobar kemudian akan memfasilitasi mediasi yang melibatkan masyarakat pembudidaya ikan keramba maupun dari perwakilan pemilik perkebunan kelapa sawit.

Diberitakan sebelumnya bahwa warga Kotawaringin Hilir yang menggantungkan hidupnya dari budidaya ikan di Danau Torusan mengeluhkan banyaknya ikan budidaya mereka yang mati.

Warga menuding bahwa penyebab kematian ikan mereka adalah karena limbah dari aktivitas di perkebunan kelapa sawit di sekitar danau tersebut. (tyo/sla)

 



Pos terkait