Kampus Ramai-ramai Kritik Jokowi

jokowi
Presiden Jokowi sedang berdialog dengan warga penerima bantuan pangan beras di gudang Bulog Kalasan, Sleman, Yogyakarta pada hari Senin (29/1/2024). (Andreas Fitri Atmoko/ANTARA) 

Radarsampit.com – Wakil Rektor Universits Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) Mundakir angkat suara, terkait petisi yang dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi seperti UGM,UII, UI, Universitas Andalas dan sejumlah kampus lain. Dia menilai bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari ekspresi akademik.

Mundakir mengatakan, kebebasan akademik, kebebasan berpendapat dan lain-lain sesungguhnya merupakan esensi kemanusiaan. Namun di tengah tahun politik seperti ini semuanya harus lebih berhati-hati, karena bisa jadi hal tersebut disusupi kepentingan politik praktis.

Bacaan Lainnya

“Kepedulian atas kondisi aktual masyarakat tentu menjadi tanggungjawab semua kampus. Tetapi tentu harus berhati-hati dan paham situasi. Di tengah kontestasi yang makin kencang. Aksi-aksi tersebut jelas dimanfaatkan dan berpotensi menguntungkan salah satu kontestan. Kalau sudah begitu. Tentu itu harus menjadi perhatian,” kata Mundakir, Sabtu (3/2/2024).

Dia menambahkan, kampus memang sudah selayaknya mengisi ruang publik dengan wacana-wacana kritis yang konstruktif. Kampus harus terus menjaga ruang keseimbangan di ranah publik.

Baca Juga :  Menag Digugat Harus Beri Makan 1000 Anak Yatim

“Di tahun politik seperti hari ini perguruan tinggi perlu terus menjaga keseimbangan antara memberikan ruang untuk berpendapat dan menjaga lingkungan belajar yang inklusif serta objektif,” imbuhnya.

Menurutnya, di tengah tahun politik seperti ini, hal tersebut menjadi problematis karena sangat mungkin dimaknai politis karena menguntungkan salah satu calon. Posisi perguruan tinggi harus bisa menjaga netralitas di tahun politik apalagi jelang pemilihan umum (Pemilu).

“Netralitas kampus dalam pemilu sangat penting, agar roh kampus sebagai tempat berseminya ilmu pengetahuan dan pembentukan ilmuwan berkarakter akan terus terjaga. Warga sivitas di kampus memiliki tanggung jawab dalam menjaga netralitas politik,” jelasnya.

Mundakir menyatakan, seluruh warga sivitas di kampus harus memahami arti dan pentingnya netralitas dalam konteks Pemilu 2024. Karena, mereka harus menjadi contoh dalam menjaga netralitas, integritas, dan profesionalisme, serta mengedepankan kepentingan publik di atas segalanya.



Pos terkait