Kontroversi Kasus Meninggalnya Bayi usai Jalani Operasi di RSUD dr Doris Sylvanus

RSUD Sebut Risiko Medis, Keluarga Anggap Kelalaian

malpraktik
KECEWA: Afner Juliwarno (pojok kanan) bersama pengacara menyampaikan kekecewaan kepada pihak RSUD Doris Sylvanus dalam penanganan anaknya hingga meninggal dunia.

Radarsampit.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doris Sylvanus mengungkapkan bahwa kasus bayi berusia dua minggu yang meninggal dunia seusai dilakukan tindakan operasi sebagai risiko medis.

Bidang Pelayanan Medis (Yanmed) RSUD Doris Sylvanus dr Anto Fernando Abel menjelaskan, tindakan operasi pemotongan usus bayi dilakukan atas pertimbangan dan konsultasi tim dokter yang saat itu melakukan penanganan.

Bacaan Lainnya

“Semuanya sudah kita bahas tentang segala kemungkinannya, jadi apa yang terjadi pada bayi itu adalah risiko medis dari tindakan yang dilakukan pada saat itu dan kita juga sudah melakukan audit dengan ahli-ahli yang lain,” katanya, Sabtu (16/3/2024)

Terkait bayi yang tidak ditempatkan di ruang Neonatal Intensive Care Unit (NICU) setelah tindakan operasi, pihak rumah sakit juga menegaskan juga memiliki pertimbangan karena masing-masing ruang memiliki penanganan dan standar operasional prosedur (SOP) yang berbeda-beda.

“Tidak semua pasien dengan kondisi yang berat itu masuk (NICU, red), karena penanganan di masing-masing ruangan itu berbeda-beda. Jadi kita punya alasan kenapa tidak dimasukan ruagan tersebut,” ucapnya.

Baca Juga :  Ini Jadwal Kepulangan Jemaah Haji Kotim

Ditemui terpisah Afner Juliwarno, orang tua bayi, mengaku heran dengan pernyataan pihak RSUD Doris Sylvanus terkait risiko medis dan kondisi pasien yang harus dimasukan ke ruang NICU.

Sebab dalam hal kasus yang menimpanya tersebut, kondisi almarhum pascaoperasi dapat dalam kondisi berat dan perlu penanganan serius.

“Setelah operasi anak saya itu, jantung dan paru-parunya bocor, baru melakukan pemotongan usus, saturasi pernapasan turun naik, nah apakah yang seperti ini bukan kondisi berat, apalagi ini bayi,” ucapnya.

Terkait risiko medis, dirinya mengaku sangat memahami hal tersebut karena sebelumnya juga disampaikan oleh tim dokter sebelum operasi. Hanya saja dalam tindakannya, pihak rumah sakit tidak ada langkah untuk meminimalisir dengan cara memberi penanganan medis yang serius.

Menurutnya pihak rumah sakit lalai dalam meminimalisir risiko medis, yang salah satunya dengan tidak menempatkan almarhum di ruang NICU seusai operasi untuk mendapat penanganan intensif serta masih banyak tindakan yang tidak dilakukan dengan baik.



Pos terkait