Firma riset pasar, IDC kembali merilis laporan terbarunya mengenai kondisi pasar ponsel pintar di dalam negeri. Melalui laporan bertajuk IDC Worldwide Quarterly Mobile Phone Tracker, IDC membeberkan Top 5 merek smartphone terbaik di Indonesia saat ini.
Versi IDC, Oppo dilaporkan kembali menjadi pemain nomor satu di pasar smartphone Indonesia pada 2021 setelah digeser Vivo di tahun sebelumnya. Oppo dilaporkan berhasil mencatatkan total pengiriman 8,5 juta unit dengan pangsa pasar 20,8 persen.
Posisi kedua ditempati oleh Xiaomi dengan total pengiriman 8,1 juta unit dan pangsa pasar 19,8 persen. Mengikuti di posisi ketiga, keempat dan kelima, ada Vivo dengan hasil 7,4 juta unit (18,1 persen), Samsung 7,2 juta unit (17,6 persen), Realme 5 juta unit (12,2 persen), dan merek lain 4,7 juta unit.
“Terjadi pemulihan kuat di 2021, dengan pengiriman sebanyak 40.9 juta unit smartphone yang menghasilkan pertumbuhan sebesar 11 persen,” tulis laporan IDC yang diterima JawaPos.com.
Masih dari laporan yang sama, Oppo mencatat pertumbuhan Year on Year (YoY) sebesar tiga persen dengan fokus lebih besar pada segmen low-end. Oppo juga menjadi penguasa pangsa pasar low-end di 2021 sebesar 28 persen, lebih besar dibandingkan tahun lalu yang hanya sebesar 24 persen.
Untuk Xiaomi, merek yang tidak lagi populer dengan perangkat-perangkat murah ini berhasil membukukan pertumbuhan tertinggi di 2021 di antara kelima pemain top sebesar 34,2 persen meskipun pengiriman mereka sempat terhambat di semester dua 2021 karena kendala pasokan.
Pertumbuhan ini didukung oleh ekspansi penjualan offline Xiaomi yang terus berlanjut, ditambah meningkatnya pengiriman pada sub-brand mereka yakni Poco. Bicara kontribusi, seri Redmi 9 dilaporkan menjadi kontributor terbesar dari pengiriman tahunan Xiaomi. Ditambah lagi, Xiaomi disebut sukses mengembangkan portofolio mid-range mereka secara signifikan dengan bantuan Redmi Note 10 dan seri X3 dari Poco.
Vivo sementara dilaporkan menguasai posisi ketiga di 2021 dengan Vivo Y12s dan Vivo Y20 sebagai pendorong utama. Vivo mempertahankan kekuatannya di segmen low-end, namun mereka mengalami penurunan pada segmen harga yang lebih tinggi.
