Perbendaharaan Menyapa: Generasi Muda, Peduli APBN

Perbendaharaan Menyapa: Generasi Muda Peduli APBN
PERBENDAHARAAN MENYAPA: KPPN Pangkalan Bun mengadakan kegiatan Perbendaharaan Menyapa Tahun 2022 secara daring. Perbendaharaan Menyapa adalah salah satu rangkaian kegiatan Hari Bakti Perbendaharaan ke-18. (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Selaras dengan filosofi Ki Hajar Dewantara, pendidik dan pendiri Taman Siswa bahwa “Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah”, maka setiap murid diberi kebebasan untuk belajar dari sumber yang beragam, dari guru, teman-teman, orang tua, buku, internet, dan sebagainya.

Juga bisa belajar di manapun, terutama dari rumah yang menjadi kunci pendidikan karakter.

Sejalan dengan filosofi tersebut, KPPN Pangkalan Bun mengadakan kegiatan Perbendaharaan Menyapa Tahun 2022. Perbendaharaan Menyapa adalah salah satu rangkaian kegiatan Hari Bakti Perbendaharaan ke-18.

Pada kesempatan kali ini, KPPN Pangkalan Bun sebagai instansi vertikal Direktorat Jenderal Perbendaharaan sedikit berbagi ilmu mengenai APBN dan sekolah kedinasan PKN STAN kepada para pelajar SMA Negeri 1 Pangkalan Bun dan SMA Negeri 1 Kumai.

Kegiatan Perbendaharaan Menyapa dilaksanakan pada 10 dan 24 Maret 2022 lalu dan dilaksanakan secara daring melalui zoom meetings. Dengan durasi waktu 2 jam, kegiatan itu diikuti total 200 pelajar dari kelas 10 hingga kelas 12.

Sebelumnya, telah diadakan kampanye tentang kegiatan Perbendaharaan Menyapa melalui twibbon post di Instagram oleh para siswa dan guru.

Baca Juga :  Hutan Wisata Tebing Tinggi di Kotawaringin Barat Terbakar

Seperti yang kita ketahui, APBN merupakan salah satu instrumen penting bagi kesejahteraan masyarakat. Sesuai dengan apa yang tercantum dalam konstitusi negara Indonesia, tujuan pengelolaan perekonomian Indonesia adalah menciptakan masyarakat adil dan makmur yang terwujud dalam upaya memerangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan dan meningkatkan produktivitas dan daya saing negara.

Para pemuda sebagai penerus tongkat estafet pengelolaan keuangan negara di masa mendatang, harus cerdas dan peduli dengan APBN. Generasi muda harus mau mulai belajar tentang APBN, seperti sumber pendanaan, tata kelola pengelolaan dan pelaksanaan APBN, serta pengawasan terhadap pelaksanaan APBN. Selain itu, perlu mempelajari peraturan-peraturan terkait keuangan negara.

Hasil survei OJK menunjukkan bahwa pelajar umumnya memiliki tingkat literasi dan inklusi keuangan yang relatif rendah. Tingkat literasi keuangan penduduk berusia 15-17 tahun hanya 16 persen atau jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional sebesar 38 persen.



Pos terkait