PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Meski saat ini kondisi Sungai Arut, Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) terjadi penurunan debit air yang signifikan, namun kondisi tersebut belum berpengaruh pada produksi air bersih di Perumda Tirta Arut.
Hal ini berbanding terbalik dengan tahun sebelumnya, dimana dalam kondisi serupa air baku PDAM sudah berasa payau, hal itu dimungkinkan meski terjadi penurunan namun di jam-jam tertentu masih terdapat pasang dalam meski tidak dalam durasi waktu yang lama.
“Sampai sejauh ini belum berdampak pada produksi air baku maupun suplai air ke pelanggan-pelanggan meski ada penurunan debit air,” ujar Direktur Perumda Tirta Arut Sapriansyah, Selasa (5/9/2023).
Ia mengatakan berbagai upaya telah dilakukan sejak jauh-jauh hari untuk mengantisipasi terjadinya kemarau, termasuk menormalisasi beberapa sumber air bersih yang digunakan oleh PDAM. Seperti di Desa Kumpai Batu Atas dan Desa Kubu.
Terkait di Sungai Arut ketinggian air masih berada di ambang batas normal, Perumda masih dapat memproduksi air baku pada angka 150 liter per detik yang sampai ke WTB, dan bersihnya 140 liter per detik yang didistribusikan ke masyarakat.
“Tidak ada kendala dalam kemarau panjang ini, karena sudah kita persiapkan sebelum kemarau dan pada saat masuknya kemarau,” tegasnya.
Selain itu, Perumda Tirta Arut setiap per 3 bulan sekali melakukan evaluasi untuk mengantisipasi semua kemungkinan yang terjadi saat kemarau datang, sehingga 10 PAM unit di beberapa wilayah hingga saat ini masih beroperasi secara normal.
Kendati demikian, Perumda Tirta Arut tidak bisa berbuat banyak ketika terjadi kerawanan terhadap air baku yang bersumber dari Sungai Arut, itupun kalau kondisi Sungai Arut kering.
“Kalau hanya air surut seperti saat ini masih aman dan dapat kami atasi, namun bila air asin masuk dari muara laut, kami tidak bisa berbuat apa-apa,” imbuhnya. (tyo/fm)