Di Pangkalan Bun, Puluhan Lapak Pasar Saik Terendam Banjir

Pedagang Kehilangan Mata Pencaharian

lapak kebanjiran 2
KEBANJIRAN: Suasana Pasar Sayur dan Ikan (Saik) Indra Kencana, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), Senin (26/9). (SULISTYO/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, RadarSampit.com – Banjir di Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat sejak sebulan terakhir juga merendam puluhan lapak pedagang di Pasar Sayur dan Ikan (Saik) Indra Kencana, Kelurahan Raja, Kecamatan Arut Selatan.

Bukan hanya lapak pedagang sayur dan ikan, toko-toko permanen di sekitar pasar yang menjual berbagai kebutuhan pokok, serta gudang sembako milik pedagang juga ikut terendam.

Kondisi tersebut menyulitkan masyarakat untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari. Warga terpaksa memilih belanja ke pasar tradisional Indra Sari di Kelurahan Baru yang jaraknya lebih jauh.

Warga seputar Pasar Indra Kencana, Evi mengeluhkan kondisi banjir yang terjadi hampir sebulan ini. Bukan hanya merepotkan karena harus berkemas saat banjir memasuki rumah mereka, tetapi juga kesulitan untuk belanja kebutuhan sehari-hari.

“Kalau tidak menunggu pedagang sayur yang bergerobak lewat, kita ke Pasar Indra Sari, jauh sedikit tetapi masih aman dari banjir,” ujarnya, Senin (26/9).

Sementara itu salah satu warga yang berada di Pelabuhan Dishub Kobar, Ibram menjelaskan sebulan terakhir pedagang sudah tidak lagi berjualan, karena lapak mereka terendam air.

Baca Juga :  Saber Pungli Kobar Unjuk Gigi

Bahkan beberapa pedagang makanan, seperti soto dan mie ayam yang setiap hari berjualan di kawasan Pasar Saik Indra Kencana juga memilih untuk tidak berjualan.

“Sejak awal banjir sudah tidak berjualan, kalau airnya setinggi ini siapa yang mau belanja kemari,” imbuhnya.

Salah satu pemilik toko kelontong, Siti mengaku terpaksa membuka tokonya meski air masih menggenangi jalan. Itu harus dilakukan karena ia menggantungkan hidupnya dari hasil toko tersebut.

Ia juga mengakui, pendapatannya merosot tajam dibandingkan sebelum banjir. “Sekitar 80 persen, sejauh ini yang datang ke toko merupakan langganan lama,” katanya.

Berbeda dengan puluhan lapak pedagang ikan dan sayur yang tutup sejak awal banjir, praktis mereka kehilangan mata pencaharian sehari-hari selama bencana banjir.

“Penghasilan mereka hanya dari hasil berdagang, kalau tutup otomatis mereka tidak punya penghasilan, ada sekitar 30 an lapak yang tutup, mudahan banjir cepat surut dan pedagang di pasar ini dapat kembali beraktifitas,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait