Hambat Pengangkutan Hasil Perkebunan, Proyek Jembatan Dikeluhkan Warga

proyek jembatan
HAMBAT AKSES EKONOMI: Proyek pembangunan jembatan box culvert di ruas jalan Cempaga-Seranau yang diprotes warga karena tak bisa mengangkut hasil kebunnya.

SAMPIT, radarsampit.com – Proyek jembatan box culvert di kawasan Seranau dan Mentaya Seberang dianggap merugikan sejumlah warga setempat. Pembangunan infrastruktur di ruas jalan Cempaga-Seranau itu menghambat total akses darat yang jadi urat nadi ekonomi di wilayah itu. Penggarapan proyek tak disertai alternatif solusi agar warga bisa tetap melintas.

”Warga sudah mengancam akan ada aksi, karena mereka tidak bisa keluar bawa pikap untuk mengangkut hasil kebun mereka. Pembangunan jembatan box itu memutus total jalan. Mestinya tidak begitu,” tegas Abdul Kadir, tokoh warga Seranau, kemarin (8/12).

Bacaan Lainnya

Informasi dihimpun Radar Sampit, proyek box culvert itu baru digarap akhir tahun ini dengan alokasi anggaran di bawah Rp200 juta. Penggarapan dilakukan tanpa menyediakan akses lain bagi kendaraan roda empat, sehingga warga yang ingin mengangkut hasil kebunnya tak bisa melintas. Alhasil, tak sedikit hasil kebun dan pertanian itu dibiarkan membusuk.

Baca Juga :  Saatnya Kalteng Dapatkan Pemimpin Terbaik dari Pilkada yang Demokratis

Abdul Kadir menegaskan, pelaksanaan proyek itu menimbulkan kerugian besar bagi masyarakat yang selama ini mengandalkan jalur darat. ”Seperi halnya buah sawit warga tak bisa dijual keluar kampung, karena jalan itu hanya bisa dilewati motor saja. Sementara pikap tak bisa melintas,” katanya.

Abdul Kadir yang juga anggota DPRD Kotim ini mengaku telah berkoordinasi dengan dinas terkait. Akan tetapi, belum ada solusi sama sekali. Di sisi lain, rekanan mengakui harus mengerjakan proyek itu karena dikejar waktu yang sangat singkat.

Kadir melanjutkan, rekanan juga beralasan cuaca menjadi kendala. Padahal, jalan itu sebenarnya bisa tetap difungsikan dengan mengerjakan salah satu sisi.

”Kan banyak proyek jembatan box tanpa harus menutup total jalan. Kalau pola pekerjaan semacam ini, rusak semua roda ekonomi di daerah itu,” tegasnya. (ang/ign)



Pos terkait