Radarsampit.com – Pertumbuhan kredit usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menunjukkan perlambatan signifikan, terutama pada segmen usaha menengah.
Data Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit UMKM pada Oktober 2024 hanya tumbuh 4,6 persen year-on-year (YoY), turun dari 5 persen pada bulan sebelumnya.
Perlambatan ini diprediksi akan terus berlanjut seiring rencana kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen pada tahun depan.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menyampaikan bahwa nilai kredit UMKM per Oktober 2024 tercatat sebesar Rp 1.402,3 triliun. Segmen usaha kecil mencatat pertumbuhan tertinggi sebesar 7,2 persen YoY (Rp 456 triliun), diikuti kredit mikro yang tumbuh 4,4 persen (Rp 637,5 triliun).
Namun, kredit usaha menengah hanya tumbuh 1,4 persen YoY (Rp 308,8 triliun), lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 2,4 persen pada bulan September.
Ramdan menjelaskan, perlambatan ini terutama dipengaruhi oleh pertumbuhan kredit modal kerja sebesar 2 persen YoY, meskipun kredit investasi meningkat hingga 12,1 persen YoY.
Dampak Kenaikan PPN Terhadap Sektor Riil
Head SME Banking Maybank Indonesia, David Wongso, mengakui tren penurunan kredit UMKM secara industri. Ia menilai kenaikan tarif PPN dari 11 persen menjadi 12 persen akan memberikan dampak negatif pada daya beli masyarakat, permintaan pembiayaan, dan kondisi sektor riil.
“Kondisi ekonomi yang masih penuh ketidakpastian memperburuk situasi ini,” ujar David.
Penurunan daya beli masyarakat turut memengaruhi permintaan kredit. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah kelas menengah di Indonesia turun dari 57,33 juta orang pada 2019 menjadi 47,85 juta orang pada 2024.
Hal ini menambah kekhawatiran bahwa perlambatan ekonomi dapat berdampak pada sektor tenaga kerja dan pembiayaan.
Optimisme di Tengah Tantangan
Meski menghadapi tantangan, David tetap optimistis terhadap potensi sektor UMKM. Ia menyoroti peluang pembiayaan di sektor perdagangan dan manufaktur.
“Potensi sektor UMKM di Indonesia sangat besar. Meskipun ada tantangan, kami tetap optimistis untuk terus mendukung sektor ini,” tambahnya.