NANGA BULIK- Setelah berbulan-bulan kasus Covid 19 di Kabupaten Lamandau melandai, komplek mess desa sebagai tempat isolasi terpusat juga lama tidak di huni. Akibatnya, lingkungan mess desa pun kotor dan ditumbuhi rumput cukup tinggi.
Padahal, saat kasus Covid-19 gelombang kedua tahun lalu, mess desa ini sangat penuh dihuni oleh warga yang tanpa gejala hingga bergejala ringan, sebagai tempat isolasi.
Namun baru-baru ini, tim gugus tugas covid 19 kabupaten Lamandau pun mempersiapkan mess desa sebagai tempat isolasi terpusat dengan kapasitas mampu menampung sekitar 100 orang pasien, sejak Jumat (18/2) lalu.
Puluhan anggota BPBD bersama anggota TNI/ Polri melakukan kegiatan gotong royong membersihkan lingkungan isolasi Terpusat Covid-19 di kompleks mess desa .Ada yang memotong rumput, memangkas pohon, menyapu dan membersihkan rumah-rumah.
” Ini adalah bentuk kesiapan kita dalam menghadapi gelombang tiga penularan Covid-19. Khususnya varian Omicron yang penyebarannya sangat cepat,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lamandau, Edison Dewel.
Ditegaskannya, jangan sampai, saat ada pasien baru, baik yang terkonfirmasi maupun kontak erat , justru tempat isolasi ya belum siap. Meskipun berdasarkan aturan terbaru, bagi pasien bergejala ringan diperbolehkan untuk isolasi mandiri di rumah.
“Hanya saja terkadang ada masyarakat yang rumahnya tidak cocok untuk tempat isolasi mandiri, karena syaratnya harus ada kamar dan kamar mandi terpisah yang tidak bergabung dengan keluarga. Sehingga tempat isolasi terpusat tetap perlu disiapkan,” terang Edison.
Dirinya juga berpesan, khususnya bagi warga yang baru bepergian dari luar kota, khususnya daerah zona merah agar melakukan isolasi mandiri 5-10 hari terlebih dahulu. Dan yang tidak kalah penting adalah selalu mematuhi protokol kesehatan (prokes). (mex/gus)
