SAMPIT, radarsampit.com – Target Pasar Rakyat Mentaya yang sedianya bisa diresmikan saat perayaan HUT Kotim Sabtu (7/1) ini kembali meleset. Pengerjaan bangunan tersebut belum juga rampung, sehingga belum bisa difungsikan sesuai harapan.
Kepala Disperdagin Kotim Zulhaidir mengatakan, renovasi bangunan Pasar Rakyat Mentaya sudah tiga kali dianggarkan sebesar Rp200 juta, ditambah Rp370 juta, dan Rp126 juta pada perubahan anggaran tahun 2022. Namun, renovasi yang menelan anggaran Rp696 juta itu belum juga cukup merampungkan pekerjaan hingga selesai.
Dalam anggaran perubahan 2022, Pemkab Kotim menganggarkan lagi Rp126 juta untuk menyelesaikan pembuatan partisi di dalam area bangunan. Namun, anggaran itu masih belum cukup menyelesaikan pekerjaan, sehingga fungsional bangunan belum dapat diselesaikan,” kata Zulhaidir, Kepala Disperdagin Kotim, Kamis (5/1).
Zulhaidir mengestimasikan kekurangan anggaran untuk menyelesaikan pekerjaan renovasi sampai selesai sekitar Rp300 juta lagi. Masih ada beberapa pekerjaan yang belum diselesaikan, di antaranya pemasangan instalasi listrik, penambahan rak pajangan produk, pengecatan bangunan, ruang pendingin khusus untuk sayur dan ikan segar, serta fasilitas kelengkapan mini kafe di sudut pintu masuk swalayan.
”Sesuai rancangan awal sebenarnya renovasi bangunan ini memerlukan anggaran Rp2 miliar. Untuk pekerjaan yang belum selesai saya estimasikan kekurangan anggarannya sekitar Rp300 juta dan ini akan dilanjutkan secara bertahap menyesuaikan anggaran yang tersedia,” ujarnya.
Tahun ini, Disperdagin Kotim mendapat anggaran sebesar Rp181 juta untuk pengadaan rak pajangan produk dan rak kasir. ”Partisi sudah dipasang, tetapi belum sampai finishing. Kanopi dan teras untuk area parkir sudah selesai. Februari ini rencananya pengadaan rak, pengecatan, dan merapikan jalan pintu masuk swalayan,” ujarnya.
Ditanya kapan bangunan Swalayan Pasar Rakyat Mentaya bisa diresmikan, Zulhaidir belum berani menargetkan. Hal itu dikarenakan beberapa kali ditargetkan, pekerjaan meleset karena terkendala anggaran.