Rumah Sakit di Kalteng Mulai Operasi Jantung Terbuka

rsud doris sylvanus
RSUD dr Doris Sylvanus Palangka Raya. ANTARA/Rendhik Andika

PALANGKA RAYA,RadarSampit.com – Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Sugianto Sabran menandatangani MoU, kerja sama Pemprov Kalteng bersama tiga rumah sakit pengampu nasional rujukan kardiovaskular.

Tiga rumah sakit tersebut yakni, Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Prof Dr dr Mahar Mardjono dan Rumah Sakit Kanker Dharmais.

Gubernur bersama Direktur RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita memberikan target agar RS dr Doris Sylvanus (RSDS) Palangka Raya bisa melaksanakan bedah jantung terbuka tahun depan, yaitu 2023.

Direktur RSDS Palangka Raya Yayu Indriaty menegaskan, berjalannya persiapan RSDS maka akan dilakukan evaluasi dan memungkinkan pada akhir 2023 nanti RSDS bisa melaksanakan bedah jantung terbuka, sesuai dengan harapan Gubernur.

“Memang di akhir 2023 kami akan evaluasi, karena ini berhubungan dengan rehab gedung operasi jantung. Tahun ini perencanaan dengan dana dari pemerintah daerah. Tahun depan kami rehab gedung jantung, kemudian beriringan alat dan SDM sudah tersedia. Mudah-mudahan kami dapat mengejar di akhir tahun 2023 sudah bisa dilakukan bedah jantung terbuka,” kata Yayu.

Baca Juga :  Vaksin untuk Lansia Diantar ke Sasaran

Diungkapkannya, untuk pelayanan jantung ini, RSDS sudah memiliki beberapa alat yang paling utama. Selanjutnya nanti akan menggunakan skema DAK fisik reguler diusulkan ke Kementerian Kesehatan, kemudian dari pemerintah daerah juga belanja. Skema lain juga dari Kementerian Keuangan, dalam rangka usulan alat atau gedung.

“Jadi kami akan melakukan rekonsiliasi. Apabila itu dibutuhkan dan pemerintah pusat menilai itu layak dan bisa dikucurkan dana maka akan disalurkan dana ke RSDS,” ungkapnya.

Sementara itu, untuk kanker tahun ini memang juga sudah lakukan perencanaan. Tetapi untuk kanker harus membangun gedung baru, karena kanker berbeda dengan jantung. Penanganan kanker memerlukan standar tersendiri.

“Harus membangun banker yang aman, karena di situ ada energi ion yang harus ditembakkan ke pasien dan itu berbahaya bagi orang lain, sehingga memang harus memenuhi standar nasional,” ucapnya.



Pos terkait