Waspadai Harga Ayam, Cabai, dan Bawang

Stok Beras di Kotim Alami Surplus

Kotim,Ketahanan Pangan
Dinas Ketahanan Pangan Kotim, Bulog, dan beberapa SOPD lainnya membahas ketersediaan pangan jelang Natal dan tahun baru belum lama ini.(istimewa)

SAMPIT- Menjelang Natal dan tahun baru,  ketersediaan stok pangan di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) menjadi perhatian pemerintah setempat.  Dinas ketahanan pangan, dinas pertanian, bulog, dinas perikanan, dan bapelitbangda menggelar pertemuan membahas hal tersebut. Komoditas yang jadi sorotan antara lain, beras, kacang tanah, bawang merah, daging sapi, ayam ras, telur ayam ras, gula dan minyak goreng.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kotim Muhamad Yusuf memaparkan, dari hasil pertemuan diprediksi kebutuhan beras akan meningkat di bulan Desember dari kebutuhan normal 3.188 ton menjadi 3.347 ton. Begitu pula kacang tanah dari 10 ton menjadi 11 ton. Kemudian bawang merah, akan meningkat dari 20 ton  menjadi 21 ton. Sementara cabai, diperkirakan tetap stabil kebutuhannya yakni rata-rata 14 ton per bulan.

Komoditas daging sapi juga akan meningkat dari 91 ton menjadi 96 ton pada Desember. Daging ayam ras pun meningkat dari 325 ton menjadi 341 ton. Begitu pun telur ayam ras, meningkat kebutuhannya dari 271 ton menjadi 284 ton. Gula meningkat dari 17 ton menjadi 18 ton dan minyak goreng meningkat kebutuhannya dari 20 ton menjadi 21 ton di Bulan Desember.

Baca Juga :  Mau Menu Khas Sampit? Pondok Iwak Bakar Tempatnya

”Kalau total kebutuhan beras di Kotim dari Januari-Desember 2021 sebesar 39.213 ton. Dengan stok kumulatif mengalami surplus sebesar 7.514 ton. Pasokannya antara lain dari produksi dalam daerah sendiri, dari luar daerah dan stok di bulog. Jadi stok beras diperkirakan aman 3 sampai 4 bulan ke depan,” ujarnya kepada Radar Sampit, kemarin.

Namun, dari analisa pihaknya menunjukkan, komoditas yang perlu dijaga ketersediaan dan harganya menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), yakni cabai, bawang merah, dan daging ayam.

”Komoditas ini menyebabkan kenaikan harga pangan dan permasalahannya adalah siklus musim tahunan serta kenaikan harga komoditas import,” terang Yusuf.

Ditambahkannya, perlu peningkatan sinergitas dengan seluruh stakeholder dalam menjaga pasokan, kestabilan harga, serta mencegah praktik monopoli dan persaingan usaha yang tidak sehat, dan menjual komoditas pangan.



Pos terkait