SAMPIT – Sejumlah sekolah di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akhirnya menggelar pembelajaran tatap muka. Di hari pertama, protokol kesehatan diterapkan dengan ketat untuk menghindari penularan Covid-19.
Sekolah Dasar Negeri (SDN) 4 Ketapang menjadi salah satu sekolah di Kotim yang mulai melaksanakan PTM di tengah pandemi, Senin (30/8). Wali Kelas I B SDN 4 Ketapang Asykuriah mengatakan, PTM dilaksanakan berdasarkan hasil keputusan rapat dewan guru pada 28 Agustus 2021 dengan mengacu Surat Edaran Bupati Kotim Nomor 421/4744/skrt/2021.
Asykuriah menuturkan, ada beberapa ketentuan yang harus diikuti peserta didik yang melaksanakan PTM, di antaranya menaati protokol kesehatan, mencuci tangan sebelum masuk lingkungan sekolah, memakai masker, menjaga jarak, dan tidak boleh berkumpul.
”Peserta didik juga diminta membawa bekal dari rumah, baik berupa makanan atau minuman, karena mereka tidak diperbolehkan istirahat di luar,” ujarnya.
Ketentuan lain, peserta didik juga diharuskan membawa hand sanitizer sendiri. Selain itu, mereka diminta hadir ke sekolah 5 menit sebelum jadwal masuk. ”Ini untuk menghindari anak-anak agar tidak berkerumun,” ucapnya.
Peserta didik hadir bergiliran, dengan kapasitas 50 persen dari jumlah rombongan belajar (rombel). Total peserta didik di sekolah tersebut sebanyak 385 orang dengan 12 rombel. ”Siswanya bergiliran hadir. 50 persen hari ini, 50 persennya lagi besok,” imbuhnya.
Sementara itu, dimulainya PTM sedikit membuat resah pihak sekolah. Bukan karena mereka tidak menginginkan tatap muka bersama siswa, melainkan keterbatasan ruang kelas yang disebabkan musibah kebakaran yang menimpa bangunan sekolah beberapa waktu lalu.
”Sebelum terbakar saja kami kekurangan kelas. Saat ini tersisa 6 kelas untuk ruang belajar siswa,” kata Kepala SDN 4 Ketapang Erniati.
Menurutnya, kekurangan ruang kelas tidak menjadi kendala bagi pihak sekolah, karena selama pandemi Covid-19 pembelajaran dilakukan secara jarak jauh. Namun, dengan dimulainya PTM, hal tersebut menjadi perhatian pihaknya karena harus bisa mengatur bukan hanya pembagian waktu, tetapi juga pembagian ruang kelas.