POSO, radarsampit.com – Gempa bumi berkekuatan magnitudo (M) 5,8 mengguncang Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, pada Minggu (17/8) pukul 05.38 WITA. Getaran kuat membuat warga panik dan berhamburan keluar rumah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan episenter gempa berada di laut, sekitar 18 kilometer barat laut Poso pada kedalaman 20 kilometer, dengan koordinat 1,30 LS dan 120,62 BT. Meski cukup besar, gempa ini dipastikan tidak berpotensi tsunami.
“Masyarakat diimbau tetap waspada terhadap gempa susulan, serta memperhatikan arahan otoritas setempat. Jangan percaya isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, dan jauhi bangunan retak atau rawan runtuh,” tulis BMKG dalam keterangan resminya.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Poso menyebutkan, sebanyak 13 orang dilarikan ke RSUD Poso, dua di antaranya kritis. Enam orang lainnya mendapat perawatan di Puskesmas Tokorondo. Selain itu, satu unit rumah ibadah, yakni Gereja Jemaat Elim di Desa Masani, mengalami kerusakan akibat guncangan.
“Pendataan terhadap jumlah pengungsi masih terus dilakukan,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari.
Getaran terasa kuat di wilayah Kecamatan Poso Pesisir, terutama di Desa Masani, Tokorondo, Towu, Pinedapa, Tangkura, dan Lape. Hingga kini, tercatat sudah terjadi 15 kali gempa susulan.
Sesaat setelah kejadian, BPBD Poso bersama aparat kecamatan dan desa langsung melakukan monitoring serta assessment lapangan. Tim gabungan mendata kerusakan dan kebutuhan warga. Saat ini, kebutuhan paling mendesak adalah tenda dan obat-obatan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto memerintahkan langkah cepat diambil dengan memperkuat koordinasi di lapangan. “Analisa betul kondisi di sana. Kita segera masuk ke lokasi,” tegasnya.
Hingga berita ini diturunkan, BPBD bersama tim gabungan masih melakukan pendataan korban, kerusakan, dan menyiapkan penanganan darurat. BNPB mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi gempa susulan. (ant/jpg)