Jalan Pangkalan Bun – Kolam Mulai Tergenang

tergenang banjir pangkalan bun kolam
MULAI TERGENANG: Ruas Jalan Pangkalan Bun - Kolam di KM 26 dan 30 mulai tergenang air luapan Sungai Arut, Minggu (20/6). (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN – Jalan Ahmad Shaleh ruas Pangkalan Bun – Kotawaringin Lama (Kolam) mulai tergenang air luapan drainase primer yang terdapat di kanan dan kiri jalan. Hal itu terjadi karena sejak sepekan terakhir Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) tidak henti diguyur hujan lebat.

Bukan hanya ruas jalan, bahkan beberapa hari terakhir terjadi peningkatan debit Sungai Arut. Hal itu ditandai dengan masuknya air hingga ke permukiman warga, beruntung seluruh rumah di beberapa kelurahan di tepi bantaran Sungai Arut merupakan rumah panggung dengan tiang setinggi 1 hingga 2 meter.

Bacaan Lainnya

Diketahui bahwa parit primer di tepi ruas jalan provinsi tersebut terhubung dengan Sungai Arut, bila debit air naik signifikan maka imbasnya jalan tergenang.

Informasi dihimpun pada pukul 11.30 WIB ketinggian genangan air di ruas jalan tersebut sudah mencapai semata kaki orang dewasa. Namun demikian arus lalulintas di ruas padat kendaraan tersebut masih aman dan lancar. Menurut warga Kotawaringin Lama, Supiansyah di ruas Jalan Ahmad Shaleh genangan air terdapat di kilometer 26 dan kilometer 30. “Sejauh ini masih aman dan kendaraan baik roda dua maupun 4 serta truk bermuatan berat masih lancar melintas di ruas jalan itu,” ujarnya, Minggu (20/6)

Baca Juga :  AWAS!!! Lirikan, Kerlingan, dan Siulan Bisa Dipidanakan

Ia mengungkapkan bila debit air Sungai Arut masih terus naik akibat tingginya intensitas hujan, maka tidak menutup kemungkinan genangan air juga akan turut meningkat. Apabila hal itu terjadi, seperti tahun sebelumnya banjir akan menghambat sektor transportasi, serta menghambat mobilitas orang maupun barang.

Sementara itu warga di Kelurahan Mendawai Seberang, Mulyadi mengungkapkan sejatinya kondisi banjir di jalan tersebut dapat diantisipasi dengan melakukan normalisasi parit primer di kanan kiri jalan sepanjang 40 kilometer tersebut. Kedua sisi parit tersebut tidak berfungsi dengan baik, lantaran arus air tidak dapat mengalir normal akibat tertutup tanaman air dan proses sedimentasi parah. “Kalau tidak ditinggikan aspalnya, ya normalisasi paritnya, karena setiap tahun dua titik tersebut yang pertama tergenang kalau air dalam,” pungkasnya. (tyo/sla)



Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *