Maling Merajalela, Petani Sawit di Kotawaringin Barat Menjerit

maling sawit
ilustrasi pencurian kelapa sawit

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Pekebun kelapa sawit mandiri di Jalan Ahmad Shaleh, ruas Pangkalan Bun menuju Kotawaringin Lama (Kolam) resah. Hasil kebun kelapa sawit mereka kerap dijarah pencuri.

Padahal, hasil kebun mereka tidak seberapa. Rata-rata hanya memiliki 1-2 hektare. Bahkan ada yang kurang satu hektare dengan hasil panen hanya ratusan kilogram. Pencurian buah kelapa sawit di kebun masyarakat itu sudah terjadi sejak lama.

Sejauh ini, pemilik kebun belum mengetahui pelaku penjarahan buah kelapa sawit. Biasanya pelaku beraksi pada siang atau sore hari, ketika aktivitas masyarakat di kebun sudah tidak ada.

Pemilik kebun hanya bisa gigit jari mengetahui tandan buah segar yang sejatinya siap dipanen raib dari pohonnya. Hanya menyisakan pelepah kelapa sawit yang berhamburan.

Seorang pekebun, Syahrul, mengaku setiap panen tidak kurang 600 kilogram tandan segar kelapa sawit. Namun, kali ini ia hanya mendapat sisa buah yang terlewat di panen oleh pelaku pencurian.

”Harga kelapa sawit sedang bagus-bagusnya. Per kilogram Rp2.300. Hanya bisa menangis dalam hati melihat buah yang siap saya panen sudah habis dicuri,” ujarnya, Senin (15/4/2024).

Baca Juga :  LPG Subsidi Langka, Pertamina Instruksikan Penjualan Langsung ke Konsumen

Ia mengaku panen kali ini hanya membawa uang ke rumah sekitar Rp391 ribu atau setara 170 kilogram tandan buah kelapa sawit. Hasil itu pun dibagi dua dengan buruh angkutnya yang membantu panen.

”Saya sudah tidak mampu sendiri panen. Usia sudah tua, tenaga juga sudah mulai payah, jadi bawa teman untuk bantu panen,” katanya.

Petani lainnya, Jidi, mengalami hal yang sama. Saat panen ia hanya mendapatkan hasil 400-an kilogram. Satu jalur pohon kelapa sawit saat akan dipanen sudah habis buahnya dicuri.

”Ikhlas tidak ikhlas. Biasanya 600 kilogram, bahkan lebih, panen ini hanya 400 kilogram dapatnya. Ya dibagi dua dengan pemanen,” katanya. (tyo/ign)



Pos terkait