Pedagang Pernak Pernik Kemerdekaan Mulai Menjamur di Pangkalan Bun

umbul
MULAI MENJAMUR: Pedagang pernak pernik 17 an di Jalan Ahmad Wongso dan di Bundaran Adipura, Kelurahan Raja, Kecamatan Arsel, Kabupaten Kotawaringin Barat, belum lama ini.

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Semarak menyambut HUT Kemerdekaan Republik Indonesia mulai terasa di berbagai pelosok negeri, termasuk Kota Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat. Hal itu ditandai munculnya para pedagang musiman yang menjual pernak pernik tujuh belasan.

Para pedagang yang mayoritas berasal dari daerah Garut, Jawa Barat, ini berangkat dari kampung halamannya untuk mengadu peruntungan bersama belasan kawan-kawannya. Mereka mengontrak barak secara patungan.

Bacaan Lainnya

Sejak beberapa pekan ini, mereka berpencar menggelar lapak. Beberapa diantaranya berjualan di Jalan Pangeran Antasari, Jalan Pangeran Diponegoro, Jalan Ahmad Wongso, dan Bundaran Adipura Pangkalan Bun. Bahkan mereka juga menyebar hingga ke Kecamatan Kumai, Pangkalan Banteng, Kotawaringin Lama, dan Pangkalan Lada.

Salah satunya adalah Nana Suhana, yang sudah beberapa momen perayaan Kemerdekaan RI senantiasa ke Kota Pangkalan Bun. Keramahan masyarakatnya dan larisnya jualan setiap tahunnya merupakan alasan ia datang kembali.

Baca Juga :  Pererat Sinergi, Polres dan PWI Kobar Gelar Fun Football

“Saya sudah beberapa tahun ini selalu ke Pangkalan Bun berjualan pernak pernik kemerdekaan, masyarakatnya juga ramah dan dagangan laris manis,” ujarnya.

Bendera merah putih harganya bervariatif, tergantung ukuran. Paling besar ukuran 1,5 meter dihargai Rp60 ribu, dan yang termurah Rp30 ribu.

Sementara umbul-umbul ada yang harganya Rp35 ribu sampai Rp45 ribu. Background merah putih harganya ada yang mencapai ratusan ribu.

“Tahun ini omset meningkat, setiap hari banyak yang datang membeli, untuk keuntungan lumayan lah,” ujarnya tanpa menyebutkan jumlahnya.

Barang dagangan yang dijualnya merupakan milik bosnya. Dia bersama rekan rekannya akan mendapatkan keuntungan dari hasil penjualan. “Tahun kemarin saya pulang membawa hasil penjualan sekitar Rp50-an juta,” ungkapnya.

Pedagang pernak-pernik bukan hanya dari Jawa Barat, ada juga yang berasal dari Banjarmasin. Rani, misalnya. Dia menjual bendera, umbul-umbul, dan background.

“Hahan hampir sama, cuma kita bawa dari Banjarmasin, kalau mereka dari Jawa Barat, tapi harga hampir sama,” pungkasnya. (tyo/yit)



Pos terkait