SAMPIT – Minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) yang mencemari Sungai Mentaya di kawasan Pelabuhan Bagendang, Kecamatan Mentaya Hilir Utara, mengganggu aktivitas warga yang bergantung pada aliran air tersebut. Mereka yang resah dengan pencemaran, mengadukan masalah itu ke DPRD Kotim, Senin (16/8).
”Saya menerima keluhan dari warga Desa Bagendang Hulu. CPO masih ditemukan dan cukup mengganggu masyarakat yang beraktivitas di sungai,” kata Wakil Ketua DPRD Kotim Rudianur.
Rudianur menduga, CPO tersebut sisa kebocoran CPO dari tongkang di perairan depan Pelabuhan Bagendang pada Sabtu (7/8) lalu. Saat itu Rudianur melihat sendiri dan menjadi orang pertama yang mengungkap masalah itu hingga menjadi sorotan banyak pihak.
Minyak sawit merembes dari lambung tongkang yang retak. Akibatnya, CPO hanyut dan mencemari perairan kawasan tersebut. Politikus Partai Golkar ini menduga pembersihan CPO yang sempat merembes ke sungai oleh perusahaan yang bertanggung jawab atas kejadian itu belum membuat minyak hilang sepenuhnya. CPO masih banyak ditemukan mengambang di sungai dan pinggirnya.
Rudianur menyesalkan kondisi tersebut. Kebocoran CPO akibat kelalaian perusahaan telah mengganggu aktivitas masyarakat yang mengandalkan Sungai Mentaya untuk aktivitas sehari-hari.
”Makanya, dari awal saya mengingatkan agar CPO yang bocor ke sungai ditangani dengan baik. Jangan sampai mengganggu masyarakat. Apalagi Sungai Mentaya adalah sumber air utama bagi masyarakat,” kata Rudianur.
Rudianur mendesak pihak perusahaan bersama instansi terkait menangani kasus ini secara serius. CPO yang mencemari sungai harus kembali dibersihkan sampai benar-benar hilang.
Selain itu, dia juga juga mendesak masalah tersebut diproses sesuai aturan. Harus dilakukan tindakan tegas atas kebocoran CPO, meski itu merupakan ketidaksengajaan atau kelalaian.
Rudianur meminta pihak perusahaan juga bertanggung jawab secara sosial dengan memberi kompensasi kepada masyarakat, karena kejadian itu telah mengganggu aktivitas warga.
Sementara itu, Ketua RT 3 Desa Bagendang Hulu Johan membenarkan masih ditemukannya cairan yang diduga CPO. Dia berharap minyak sawit itu segera hilang, sehingga tidak lagi mengganggu aktivitas masyarakat.