Polisi Sebut Temuan Tulang dari Tumpukan Pasir Kasus Rumit, Ini Alasannya

Warga Desa Pelangsian kembali menemukan tulang dan rambut dari tumpukan pasir bangunan
DITEMUKAN LAGI: Sejumlah tulang manusia dan seikat rambut, kembali ditemukan warga Desa Pelangsian, Jumat (10/12). (IST/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Warga Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, kembali menemukan tulang dan rambut dari tumpukan pasir bangunan, Jumat (10/12). Tulang manusia tersebut ditemukan di tempat yang sama dari gundukan pasir yang sebelumnya dipesan.

Saina, warga setempat mengatakan, potongan tulang serta seikat rambut itu tak sengaja ditemukan. Tulang belakang itu muncul ke permukaan setelah timbunan pasir basah oleh air hujan.

Bacaan Lainnya
Pasang Iklan

”Kebetulan ada warga yang lihat ada tulang lagi di gundukan pasir cor yang sama dengan penemuan sebelumnya. Tulang itu diambil dan dikubur kembali,” katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kotim AKP Gede Agus Putra Atmaja mengatakan, pihaknya masih berupaya menyelidiki kasus penemuan tulang manusia berjenis kelamin perempuan itu.

”Kasus ini cukup rumit, karena kami harus melacak asal-usul timbunan pasir itu,” ujar Gede.

Sebelumnya diberitakan, warga Gang Damai, Desa Pelangsian, Kecamatan Mentawa Baru Ketapang, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), digegerkan penemuan kerangka yang diduga tulang manusia. Tulang belulang tersebut ditemukan di tumpukan pasir putih yang dipesan warga setempat, Misrani (53) alias Imis.

Baca Juga :  Hilang Keseimbangan, Kapal KM Satya Kencana III Karam Di Pelabuhan Kumai

Dia mengatakan, pasir tersebut dipesan Selasa (7/12) malam. Dia meminta tolong anaknya untuk membeli pasir dan memesan dengan Yuli, istri sopir pengangkut pasir. Pasir yang dikeruk dari Jalan Jenderal Sudirman, namun belum diketahui titik lokasinya itu, diantar ke rumahnya Rabu (8/12) sore. Jumlah pasir yang dibelinya sebanyak satu rit seharga Rp 850 ribu.

”Sekitar jam delapan pagi tadi, tukang baru mulai bekerja dan kaget melihat temuan tulang manusia di antara tumpukan pasir itu,” kata Misrani, Kamis (9/12).

Misrani dibantu warga kemudian menyisir pasir tersebut, khawatir ada tulang lain di dalam gundukan pasir.  Dia juga memutuskan tak menggunakan pasir tersebut untuk bahan material bangunan pemasangan keramik.

”Enggak jadi dipakai. Pasirnya diampar saja ke jalan. Nanti akan dibicarakan lebih lanjut dengan sopir pengangkut pasirnya, apakah pasirnya bisa diganti atau beli pasir baru lagi,” katanya. (sir/ign)



Pos terkait