SAMPIT, radarsampit.com – Yeni Maria Marselina Kahta, perempuan belia 28 tahun ini tidak bisa dipandang enteng. Meski usia muda, sudah menjajali panasnya panggung politik.
Pertama kali tahun 2019 terjun ke politik keberuntungan langsung berpihak kepadanya sehingga menyisihkan politikus senior separtainya. Satu kursi dari daerah pemilihan Kotim-Seruyan diwakilinya di DPRD Provinsi Kalimantan Tengah periode itu.
Hal itu bukan sebagai kebetulan namun dia memang memiliki talenta di politik menurun dari sang ayah yakni Parimus yang tercatat sebagai politikus kawakan di Kotim.
Perempuan kelahiran asli Kota Sampit 9 Januari 1995 ini merupakan putri pertama Parimus yang juga tokoh politik itu, Yeni usai lulus dibangku kuliah dan langsung terjun ke dunia politik dan duduk di DPRD Kalteng, karir politiknya kian moncer setelah jabatan strategis sebagai Bendahara Umum DPD Demokrat Kalteng dipercayakan kepadanya.
Namun di DPRD Kalteng dia menyudahi tidak sampai satu periode tuntas. Dia mengundurkan diri dikarenakan dia memutuskan berlabuh ke PDI Perjuangan yang memberikan karpet merah kepadanya.
Yeni diusung PDI P pada kontestasi kali ini dengan nomor urut caleg DPRD Kalteng 3.
Yeni harus bertarung di kondisi geografis alam Kotim-Seruyan yang cukup luas. Kunjungan sosialisasi sudah tidak mudah, menguras waktu tenaga dan pikiran.
Yeni mengakui, dunia politik baginya bukan hal yang baru, apalagi orang tuanya sudah sejak lama menggelutinya. Sehingga sejak dia masih usia remaja sudah terbiasa dan terlatih dengan kerap ikut kegiatan orang tuanya turun ke para pendukungnya.
“Karena bapak memang orang politik jadi mungkin genetiknya menurun ke anaknya,” katanya kemarin saat dibincangi Radar Sampit.
Suksesi politik tahun 2019 nampaknya akan terulang kembali di tahun 2024 ini, sebab dukungan dari berbagai elemen masyarakat terus mengalir.