Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) Ajak Petani Sawit Bersatu

Beri Motivasi Agar Bisa Bangun Pabrik

society lamandau
SILATURAHMI: Ketua APCASI, Dikki Akhmar bersama Rocky Gerung dan sejumlah petani sawit, saat menggelar pertemuan di Lamandau, Senin (8/1/2024) 

NANGA BULIK, radarsampit.com – Para petani kelapa sawit haruslah  bersatu jika ingin sejahtera. Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Pengusaha Cangkang Sawit Indonesia (APCASI) Dikki Akhmar, S.Si.,MM saat menggelar silaturahmi dengan penggiat petani sawit Nanga Bulik, Senin (8/1/2024) kemarin.

“Masalah harga sawit yang berubah-ubah, kadang terjun bebas dan merugikan petani. Ini karena petani kita tidak bisa bersatu,” ujarnya.

Bacaan Lainnya

Menurut Dikki, ketidakadilan dalam industri sawit banyak sekali. Menurutnya pabrik tidak hanya dapat untung dari minyak sawit, tetapi juga dari limbah dan penjualan cangkang. Sementara petani hanya dapat harga Tandan Buah Segar (TBS), tidak dihargai cangkangnya. Dan harga TBS dikendalikan oleh pasar, sehingga petani selalu memiliki daya tawar yang lemah.

Dirinya pun ingin mengajarkan agar petani jangan bergantung pada orang lain dalam berusaha. Selain itu, prihatin dengan petani sawit yang hanya dapat untung sedikit, karena tidak bisa memproduksi sendiri. Menurut Dikki, petani bisa bergabung bersama-sama membuat pabrik mini sendiri ,agar tidak dimonopoli perusahaan besar swasta.

Baca Juga :  Masuk Permukiman, Beruang Madu Bikin Resah Warga

“Tetaplah bertani, buat kelompok tani atau koperasi, ada  alternatif untuk membuat produksi minyak merah sendiri. Petani punya peluang untuk bisa berkembang lebih baik lagi,” imbuhnya.

Sementara itu, dalam kunjungan kepada sejumlah petani sawit kemarin, juga dihadiri pihak APKASINDO, koperasi-koperasi petani sawit yang turut menyampaikan keluhannya terkait tata kelola sawit yang masih belum berpihak pada petani. Mereka juga menyampaikan permasalahan lahan, yang kerap tumpang tindih dengan izin perusahaan besar swasta dan lainnya.

Pada kesempatan tersebut, juga hadir seorang praktisi filsafat dan pengamat fenomenal Rocky Gerung, yang membeberkan bahwa harga sawit yang fluktuatif bisa mengganggu perekonomian masyarakat, karena kebijakan negara tidak berpihak pada petani sawit.

Menurutnya perlu komunitas besar petani sawit , yang bisa menyuarakan hal itu secara politik. Ditegaskannya, presiden dan menteri harus tahu apa masalah petani sawit di daerah. “Sawit adalah urusan politik, harus ada yang bisa mengubah kebijakan sawit di tingkat pemerintah pusat,” tegasnya.(mex/gus)



Pos terkait