Begini Panasnya Pemilihan Ketua DPD KNPI Kalteng

Perebutan kursi Ketua DPD KNPI Kalimantan Tengah berlangsung panas
DIHUJANI PROTES: Suasana perebutan kursi Ketua DPD KNPI Kalteng periode 2022-2026 yang sempat memanas dan dihujani protes. ( IST/RADAR SAMPIT)

PALANGKA RAYA – Perebutan kursi Ketua DPD KNPI Kalimantan Tengah berlangsung  panas, Minggu (19/12) malam. Sempat terjadi saling dorong, bahkan nyaris baku hantam antarpeserta Musyawarah Daerah (Musda) KNPI tersebut. Hal itu disebabkan banyaknya protes dan proses pemilihan yang buntu.

Ketua Panitia Edi Alisyahbana mengatakan, kendati situasi sempat memanas, namun bisa segera terkendali. Kericuhan tersebut bermuara dari adanya dualisme kepemilikan suara dari Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OK) yang mengikuti pemilihan.

Bacaan Lainnya

”Konsentrasi mereka pecah dan psikologi mereka terganggu lantaran sudah kecapekan mengurus hal tersebut, karena tidak ada titik temu akibat dualisme kepemilikan suara, sampai larut malam,” kata Edi.

Akibat insiden tersebut membuat proses pemilihan terpaksa dihentikan sementara. Sedianya akan dilanjutkan pukul 11.00 WIB kemarin, namun hingga pukul 20.00 WIB tadi malam belum juga dimulai. Bahkan, aksi protes masih berlangsung,

Baca Juga :  Gagal Beraksi, Maling di Gunung Mas Tewas Terjepit Pintu

Steering Committee (SC) Syarif mengatakan, mengenai dualisme OKP yang berhak memberikan suara tersebut, pihaknya dari DPD KNPI Kalteng tidak ada hak ikut campur mengurusi internal OKP tersebut. Meski demikian, dia menyayangkan hal itu.

Sebab, sejak Rapat Paripurna Pimpinan Daerah (Rapimpurda) di Palangka Raya pada 16 Desember 2021, seluruh OKP yang mendaftarkan diri tidak ada masalah. ”Ketika menjelang puncak acara ada dualisme, sehingga muncul ketidakpuasan. Kami pun tidak ada wewenang mencampuri urusan mereka, makanya harus ada solusi,” kata Syarif.

Dia mencontohkan, hal serupa juga pernah terjadi di Musda KNPI Kalteng yang dilaksanakan di Sukamara. Solusi dari hal tersebut tidak lain adalah kebijakan dari OKP yang dualisme tersebut.

”Solusinya adalah OKP yang dualisme itu apakah saling mengerti atau suara mereka dinolkan atau ditiadakan dalam pemilihan ketua KNPI saat ini,” ujarnya.

Usai terjadi keributan, panitia langsung mengarahkan seluruh peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk segera membubarkan diri. Panitia menegaskan tidak akan bertanggung jawab apabila masih berada di lokasi musda.



Pos terkait