Bupati Apresiasi Capaian Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit

Jadi Peserta Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional di Surabaya

mahasiswa
BERPRESTASI: Tiga Mahasiswa Umsa didampingi rektor dan para dosen saat bertemu dengan Bupati Kotim Halikinnor, Rabu (4/9/2024). (YUNI/RADAR SAMPIT) 

SAMPIT, radarsampit.com – Tiga mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit (Umsa) lolos dalam ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-37 di Universitas Airlangga Surabaya.

Mereka menggarap program pengabdian masyarakat yang berfokus pada edukasi mitigasi bencana kabut asap untuk anak usia dini.

Bacaan Lainnya

Gita Anggraini, dosen pembimbing mahasiswa, mengungkapkan rasa bangga dan syukur atas pencapaian ini.

“Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ini adalah kegiatan puncak dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Sebelumnya, mahasiswa diminta untuk membuat proposal, kemudian diseleksi. Jika lolos, proposal tersebut didanai untuk melakukan kegiatan,” jelas Gita.

“Jenis kegiatan di PKM ini ada banyak, sebenarnya ada delapan bidang yang didanai, mulai dari riset, kewirausahaan, pengabdian masyarakat, video gagasan konstruktif, karsa cipta, dan lain-lain. Kebetulan mahasiswa kami yang lolos di Pimnas 2024 ini bidangnya adalah pengabdian masyarakat,” tambah Gita.

Baca Juga :  Pemkab Kotim Dukung Pengembangan Porang 

Program pengabdian masyarakat yang digarap oleh mahasiswa Umsa ini berfokus pada edukasi mitigasi bencana kabut asap untuk anak usia dini.

Gita menambahkan bahwa bencana kabut asap merupakan permasalahan serius yang hampir terjadi setiap tahun di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim). Anak usia dini merupakan kelompok rentan yang paling terdampak oleh bencana ini.

“Di Kementerian Pendidikan, sebenarnya di Pendidikan Anak Usia Dini itu harus ada pendidikan mitigasi bencana, agar anak-anak usia rentan ini berkurang dampak terjadinya bencana,” jelas Gita.

“Inilah yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sampit, memberikan mitigasi bencana kepada anak usia dini. Kegiatannya dilaksanakan di TK Diniyatul Hidayah Sampit,” tambah Gita.

Gita menjelaskan bahwa mahasiswa Umsa membuat model pendidikan mitigasi bencana dengan menggunakan kearifan lokal yang dimiliki, yaitu Bakesah.

“Adik-adik ini membuat sebuah model pendidikan mitigasi bencana dengan menggunakan kearifan lokal yang kita punya, yaitu Bakesah. Kalau zaman dulu, sering diceritain kepada orang tua ketika memberikan nasihat atau memberikan pendidikan,” jelas Gita.



Pos terkait