SAMPIT, radarsampit.com – Banjir yang terjadi selama sepekan terakhir di wilayah utara Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) dikabarkan mulai surut. Namun, sejumlah desa di Kecamatan Telawang dan Cempaga Hulu yang berada di hilir, menerima kiriman bencana itu dari wilayah hulu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim Rihel mengatakan, banjir melanda 27 desa di delapan kecamatan.
”Mudah-mudahan curah hujan tidak begitu deras. Dalam hitungan satu atau dua hari lagi, wilayah Parenggean kemungkinan akan cepat surut. Untuk Kecamatan Telawang dan Cempaga Hulu, banjir dalam beberapa hari terakhir disebabkan pengaruh hujan, pasang air laut, ditambah kiriman dari wilayah hulu Sungai Tualan,” ujar Rihel, Selasa (18/10).
Camat Telawang Siagano mengatakan, banjir merendam empat desa selama empat hari terakhir di wilayahnya. Terparah terjadi di Dusun Muara Ubar, Desa Tanah Putih dengan ketinggian berkisar antara 60 cm – 1,5 meter.
”Desa Biru Maju, Sebabi, dan Kenyala ketinggian rata-rata sekitar 50-80 cm. Paling parah di Dusun Runting Tada, Dukusati, dan Muara Ubar yang masuk wilayah Desa Tanah Putih. Ketinggian banjir mencapai 1,5 meter. Saat ini dikabarkan air terus naik dan belum ada tanda-tanda surut,” kata Siagano.
Siagano menuturkan, selama banjir melanda, belum ada warga yang mengungsi atau mengeluhkan sakit gatal-gatal ataupun diare. Namun, dalam waktu dekat pihaknya bersama tenaga kesehatan di puskesmas setempat akan mengecek langsung kondisi kesehatan warga di Dusun Muara Ubar.
”Semua warga masih bertahan di rumah masing-masing. Belum ada yang mengungsi. Warga masih terpantau sehat, tetapi dalam waktu dekat kami akan memeriksa kondisi kesehatan warga di Dusun Muara Ubar yang terendam banjir cukup parah,” ujarnya.
Sebelumnya, Pemkab Kotim melalui BPBD Kotim dan Dinas Sosial Kotim telah menyalurkan paket bahan pokok untuk korban banjir di Dusun Muara Ubar. Selain itu, ada tiga perusahaan di Kecamatan Telawang yang juga turut membantu dengan total 300 paket bantuan.