JAKARTA, radarsampit.com – Presiden RI Joko Widodo menyambut baik langkah PDIP yang mengusung Ganjar Pranowo dalam Pemilihan Presiden 2024. Bahkan, Jokowi terang-terangan berharap Ganjar selaku bakal calon presiden bisa melanjutkan program-program unggulan pemerintahan.
”Pemimpin yang baru harus terus melanjutkan visi bangsa dan program-program unggulan yang telah dicanangkan,” kata Jokowi di Istana Batu Tulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4).
Jokowi juga berharap pemimpin baru dapat menjaga ideologi Pancasila, persatuan, serta toleransi dan kebersamaan menjadi fondasi sosial bangsa Indonesia.
Catatab Radar Sampit, sejauh ini, Jokowi juga sering mengeluarkan pernyataan tersirat yang mendukung Gubernur Jawa Tengah tersebut untuk menggantikannya.
Padahal, sejumlah tokoh maupun akademisi telah mengingatkan Presiden agar menjaga netralitas dalam Pemilu 2024 dengan tidak mengeluarkan pernyataan yang mendukung calon manapun. Bahkan, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pernah mendampingi Jokowi pun telah mengingatkan mengenai etika politik kepala negara tersebut.
Dalam podcast YouTube Rocky Gerung, RGTV channel ID November 2022 lalu, awalnya JK setuju dengan pernyataan Presiden Jokowi dalam pentingnya menjaga demokrasi dan konstitusi.
“Saya sangat setuju dengan Pak Jokowi kita jaga demokrasi, kita jaga konstitusi. Kita jaga apa itu kemauan rakyat. Artinya beliau sebenarnya demokrat. Yang penting pelaksanaannya harus seperti itu,” kata JK.
Akan tetapi, mengenai oligarki politik, JK menilai hal itu mesti diperbaiki. Menurutnya, Jokowi sebagai kepala negara harus menjaga demokrasi di Tanah Air dengan baik.
”Ya, artinya menjelang Pemilu itu sebagai Presiden, kepala negara tentu menjaga demokrasi itu sendiri berjalan dengan baik. Sebagai Presiden yang tentu sudah dua kali, harus betul-betul netral. Betul-betul menjaga kehidupan sesuai dengan undang-undang,” ujar JK.
Mengenai kabar yang saat itu santer menyebutkan bahwa Jokowi memiliki dukungan ke capres tertentu, JK mengatakan, hal itu hanya penafsiran atau interpretasi orang. “Ya semua orang punya interpretasi. Tapi, tidak boleh sebagai Presiden,” ujarnya. (*)