Ketergugahan Briptu Renita Rismayanti yang Berbuah Penghargaan PBB

Dua Kali Terjangkit Malaria Selama Proses Pembuatan Basis Data Kriminal

BRIPTU RENITA RISMAYANTI
PRESTASI: Briptu Renita Rismayanti saat diganjar penghargaan sebagai Polisi Wanita Terbaik PBB 2023. Penghargaan itu kali pertama didapatkan polisi wanita Indonesia. (DOKUMENTASI BRIPTU RENITA RISMAYANTI)

Basis data kriminal yang dikembangkan Briptu Renita Rismayanti memudahkan polisi PBB yang ditugaskan di Afrika Tengah memetakan dan menganalisis titik rawan kejahatan. Petinggi operasi PBB memujinya sebagai bentuk kontribusi perempuan bagi perdamaian.

ILHAM WANCOKO, Jakarta | radarsampit.com

Bacaan Lainnya
Gowes

TINGKAT kejahatan yang tinggi di Republik Afrika Tengah membuat hati Briptu Renita Rismayanti tergugah. Sebagai petugas database kejahatan dalam Misi Stabilisasi Terintegrasi Multidimensi PBB di negeri bekas jajahan Prancis tersebut, perempuan asal Magelang, Jawa Tengah, itu berupaya keras untuk membantu.

Selama berbulan-bulan bekerja, akhirnya Renita berhasil mengembangkan basis data kriminal. Basis data kriminal itu memudahkan polisi PBB memetakan dan menganalisis titik rawan kejahatan.

Nantinya teknologi basis data kriminal tersebut akan diserahkan kepada kepolisian Republik Afrika Tengah. ”Supaya dapat membantu mereka merencanakan operasi dan mendukung keamanan masyarakat,” ujarnya dalam beberapa kesempatan ketika dikontak Jawa Pos dari Jakarta.

Baca Juga :  Tiga Ons Sabu Setiap Pengiriman

Polwan 27 tahun itu merupakan salah satu anggota Kontingen Garuda Bhayangkara Satgas FPU 5 Minusca yang bertugas di Bangui, Republik Afrika Tengah. Kontingen tersebut terdiri dari 116 pria dan 40 wanita.

Sejumlah tantangan dihadapi Renita yang menjadi polwan sejak 2014 selama membantu membuat basis data kriminal tersebut. Salah satunya terjangkit malaria. ”Bukan hanya sekali, tapi dua kali,” ungkapnya ketika dikontak kembali Senin (27/5) malam.

Padahal, setiap petugas telah diberi vaksin malaria. ”Rasa sakitnya malaria ini tidak terbayangkan. Dari pegal linu, demam, sakit kepala, sampai mual, semua campur aduk,” paparnya.

Renita pun sempat khawatir sakitnya tersebut memengaruhi tugasnya. Namun, keyakinan dan keteguhannya membuatnya mampu melewati masa-masa sulit.

Setelah upayanya membantu membuat basis data kriminal selesai, atasannya di PBB mengajukannya menjadi salah satu penerima penghargaan PBB. Melalui seleksi yang ketat, akhirnya Renita diganjar PBB penghargaan United Nations (UN) Women Police Officer of the Year dalam ajang Pekan Polisi PBB di New York pada 16 November 2023 lalu.



Pos terkait