Kotim Gelagapan Diguncang Gempa Perdana

Getaran Lebih Hebat Dirasakan Warga Cempaga

gempa kotim
Peta gempa bumi di Kotim.

SAMPIT, radarsampit.com – Getaran yang mengguncang bangunan di Kabupaten Kotawaringin Timur Senin (30/10) dini hari, direspons dengan berbeda warga yang merasakannya. Sebagian besar mengira fenomena biasa, sampai lembaga berwenang mengeluarkan pernyataan bahwa guncangan itu bagian dari bencana; gempa.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan guncangan yang terjadi merupakan gempa tektonik dengan magnitudo 4,5. Pusat gempa berada di darat, pada jarak 25 km timur laut Sampit dengan kedalaman 13 km.

Bacaan Lainnya

Guncangan gempa dilaporkan sampai Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat. Di Kotim, guncangan lebih hebat dirasakan sebagian besar warga Kecamatan Cempaga. Rata-rata durasi guncangan mencapai 7-8 detik. Sementara di Sampit, guncangan hanya terasa sekitar 2-3 detik.

”Saya ketika kejadian itu masih bangun dan merasakan rumah kami berguncang dan atap seng kami berbunyi keras. Lalu saya langsung keluar rumah dan merasakan gempanya cukup keras,” kata Ijul, warga Cempaga.

Baca Juga :  Geger Soal Asmara, Pemuda Kumai Nekat Akhiri Hidupnya

Kuatnya guncangan membuat sejumlah barangnya di atas lemari sampai terjatuh. Dia memperkirakan guncangan itu terjadi sekitar 7-8 detik. ”Pertama kalinya saya seumur hidup merasakan gempa ya malam ini. Sampai atap-atapnya pun berguncang,” katanya.

Warga lainnya sempat mengira guncangan tersebut berkaitan dengan hal mistis. Sri, warga Cempaga lainnya sampai terbangun bersama anaknya. Beberapa menit setelah kejadian, dia tak berani berkata-kata dan keluar dari kamar. Dia hanya menyaksikan sejumlah perabotannya berjatuhan.

”Saya kira ada hantu. Saya gugup dalam kamar. Ketika tetangga pada ramai keluar, baru saya keluar juga dan ternyata gempa,” ujar Sri.

Sejak kejadian itu, hingga pagi dirinya bersama warga tidak ada yang tidur. Mereka memilih bertahan di teras rumah, karena mendengar informasi ada gempa susulan hingga pukul 3.30 WIB.

”Kami bertahan, karena siapa tahu ada gempa susulan yang lebih besar. Cari aman. Lebih baik menunggu di depan rumah,” katanya.

Sementara itu, sebagian besar warga Sampit awalnya tak menyangka guncangan yang rata-rata berlangsung sekitar 2-3 detik itu merupakan gempa. Warga mengira getaran rumah disebabkan sesuatu, terutama truk atau kendaraan berat melintas.



Pos terkait