TNI-AU: Tidak Terjadi Tabrakan di Udara

Terkait Jatuhnya Dua Pesawat yang Mengakibatkan 4 Perwira Meninggal

pesawat tni jatuh
Tangkapan layar dari video viral terkait jatuhnya pesawat tempur TNI AU. (istimewa)

PASURUAN, radarsampit.com – Penyebab kecelakaan dua pesawat EMB-314 Super Tucano milik TNI-AU yang mengakibatkan empat perwira meninggal masih didalami. TNI-AU telah meminta keterangan dari empat awak lain yang selamat saat melakukan latihan profisiensi formasi. Hasil sementara diduga tidak terjadi tabrakan di udara.

Kadispen TNI-AU Marsekal Pertama Agung Sasongkojati mengatakan, pihaknya berbicara langsung dengan empat awak pesawat yang selamat tersebut. Dari mereka diketahui kronologi sebelum terjadinya kecelakaan. ’’Empat pesawat flight dengan baik. Pre-take off dan pre-engine baik,’’ paparnya.

Bacaan Lainnya

Keempat pesawat take off atau terbang satu per satu sejak pukul 10.51 dari Lanud Abdulrachman Saleh, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (16/11/2023) lalu. Setelah terbang, empat pesawat bergabung membentuk formasi. ’’Masuk ke awan in out atau kondisi awan tipis-tipis,’’ jelasnya.

Namun, tiba-tiba muncul awan tebal yang pekat. Jarak pandang hilang. Pilot tidak mampu melihat pesawat lain terdekat yang hanya berjarak sekitar 30 meter. ’’Pilot lalu menyebut blind atau buta, prosedur yang dilakukan saat dalam kondisi kehilangan pandangan,’’ paparnya.

Baca Juga :  Kapolsek Ketapang: Ada Preman, Lapor ke Kami!

Lantas, dalam kondisi tersebut, pesawat menjauhkan diri. Itu sesuai prosedur untuk menjauh atau tidak mempertahankan formasi. ’’Sejurus kemudian, saya tidak tahu berapa lama, terdengar suara emergency locator transmitter (LT). Artinya, ada pesawat kehilangan fungsinya,’’ terang Agung menirukan keterangan salah seorang awak pesawat yang selamat.

Tidak berapa lama, terdengar suara atau bunyi LT kedua. Artinya, pesawat kedua kehilangan fungsinya. Dua LT yang berbunyi tidak bersamaan itu menguatkan dugaan pesawat tidak mengalami tabrakan atau senggolan di udara. ’’Kalau tabrakan di udara bunyi bersamaan,’’ terangnya.

Kedua pesawat yang nahas itu adalah Super Tucano TT-3311 dan TT-3103. TT-3311 dipiloti Letkol Pnb Sandhra Gunawan dan Kolonel Adm Widiono Hadiwijaya berada di back seat. Adapun TT-3103 dipiloti Pnb Yuda Anggara Seta, sedangkan Kolonel Pnb Subhan di kursi belakang.



Pos terkait