60 Kloter Penerbangan Haji Terancam Tidak Sesuai Rute

Seharusnya Pulang Lewat Jeddah, Tetapi dari Madinah

Ilustrasi ibadah Haji
Ilustrasi ibadah Haji. (dok/JawaPos.com)

JAKARTA, radarsampit.com – Sebanyak 60 kloter jemaah haji, terancam melakoni penerbangan tidak sesuai dengan rute yang ditetapkan. Diantaranya adalah yang seharusnya pulang dari bandara Jeddah, tetapi dari Madinah. Jemaah dikhawatirkan lelah, karena harus menempuh perjalanan delapan jam ke Madinah.

Adanya kloter penerbangan haji yang tidak sesuai dengan rute tersebut, terungkap dalam rapat antara Komisi VIII DPR dengan Kemenag, Kemenhub, Garuda Indonesia, dan Saudia Airlines di Jakarta kemarin.

Bacaan Lainnya
Gowes

Idealnya jemaah yang tiba di Madinah, nanti pulangnya lewat Jeddah. Sebaliknya jemaah yang tiba di Jeddah, pulangnya nanti dari Madinah.

Ketua Komisi VIII DPR Ashabul Kahfi memberikan contoh, di Embarkasi Solo ada 35 kloter yang berangkat lewat Madinah tetapi nanti pulangnya lewat Madinah juga. ’’Biasanya kan kalau berangkat dari Madinah, pulangnya lewat Jeddah,’’ katanya.

Menurut Ashabul rute penerbangan jemaah haji yang tidak sesuai dengan rencana tersebut, berpotensi menimbulkan dampak negatif. Diantaranya harus keluar cost untuk sewa hotel di Madinah. Kemudian jemaah juga harus melakoni perjalanan panjang sekitar delapan jam dari Makkah ke Madinah.

Baca Juga :  Tiba di Arab Saudi, Jemaah Haji Kotim Disambut Cuaca Panas

Perjalanan yang cukup lama itu, dilakukan ketika jemaah baru saja melakoni puncak ibadah haji. Selain itu dia mengatakan adanya perubahan rute itu, otomatis berdampak pada biaya sewa bus. Panitia haji wajib menyiapkan bus antar kota, yang membawa jemaah dari Makkah menuju Madinah.

Dirut Garuda Indonesia Irfan Setiaputra memberikan penjelasan mengenai penerbangan haji yang tidak sesuai dengan rute tersebut. ’’Masih ada 60 slot pemulangan yang tidak sesuai dengan rencana awal kita,’’ katanya.

Irfan mengatakan pengaturan slot tersebut menjadi kewenangan General Authority Civil Aviation (GACA) Arab Saudi.

Irfan mengatakan ada kloter penerbangan yang seharusnya pulang dari Jeddah, tetapi mendapatkan slot penerbangan di Madinah. Dia menegaskan Garuda Indonesia yang akan bertanggung jawab terkait munculnya segala biaya dari perubahan tersebut.



Pos terkait