Asap Masih Selimuti Sampit, Kualitas Udara Sempat Level Berbahaya

karhutla sampit
HASIL KARHUTLA: Kabut asap disertai bau menyengat menyelimuti Kota Sampit, seperti yang terlihat di kawasan Jalan Lingkar Utara, Minggu (1/10) sore.  (YUNI/RADAR SAMPIT)

SAMPIT, radarsampit.com – Kabut asap yang sempat menghilang setelah hujan beberapa waktu lalu, kini mulai kembali menyelimuti Kota Sampit. Bahkan, Rabu (11/10) pagi, sempat mencapai level berbahaya.

Asap tersebut hasil dari kebakaran hutan dan lahan yang belum terkendali. Pada Rabu (11/10), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kotim menerima laporan sekaligus menangani kebakaran lahan di Jalan Jenderal Sudirman km 22. Kemudian, kebakaran lahan di Jalan Pramuka, Kecamatan Pulau Hanaut, Telawang, dan Kotabesi.

Bacaan Lainnya

”Kebakaran lahan di Jalan Pramuka, kami turunkan tiga regu agar proses pemadaman cepat dilakukan,” kata Kepala Pelaksana BPBD Kotim Multazam.

Meskipun dalam tiga hari terakhir tak ada laporan kebakaran lahan di wilayah Kota Sampit, kebakaran lahan masih membara diwilayah selatan Kotim.Tepatnya di Desa Ujung Pandaran, Kecamatan Teluk Sampit.

Sejak Minggu (8/10) hingga Selasa (10/10), tim BPBD Kotim dikerahkan melakukan pemadaman amukan api yang tak jauh dari jalan. ”Kebakaran sudah terjadi sejak Minggu. Lokasinya tiga kilometer dari ruas Jalan HM Arsyad. Esok harinya merembet dan terus meluas. Proses pemadaman selesai dan akan kami turunkan lagi unit tangki pemadam untuk memastikan titik lokasi pascaterbakar, apakah benar-benar padam. Mudah-mudahan api tidak kembali menyala lagi,” katanya.

Baca Juga :  Waspada Curanmor, Tambah Kunci Ganda Kendaraan

Sementara itu, berdasarkan pantauan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) pukul 05.00 WIB kemarin,mencatat angka 1.358 PM 2,5. Namun, dua jam kemudian turun drastis diangka 67 PM10, alias kategori sedang yang ditandai warna biru.

”Titik panas di Kotim sudah menurun dibandingkan hari-hari sebelumnya yang terpantau ratusan titik. Mudah-mudahan saja dua pekan lagi diakhir Oktober ini masuk awal musim hujan, sehingga kebakaran lahan berkurang,” kata Multazam. (hgn/ign)

 



Pos terkait