SAMPIT – Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) akan mengeruk drainase di Desa Lampuyang, Kecamatan Teluk Sampit. Normalisasi drainase ini untuk mengatasi banjir yang meredam kawasan pertanian dan permukiman warga.
Bupati Kotim Halikinnor langsung ke lokasi persawahan yang terendam banjir. Dirinya menyampaikan bahwa pengerukan akan segera dilakukan pada saluran air yang ada di lingkungan warga.
“Alat berat sudah kami turunkan, dan besok (Selasa) mulai kami kerjakan,” kata Halikinnor di sela-sela kunjungannya ke Teluk Sampit, Senin (24/5).
Banjir yang sudah terjadi selama lebih kurang dua pekan itu tidak hanya merendam rumah warga, tetapi juga sawah-sawah milik petani. Akibatnya para petani mengalami gagal panen.
Luapan air Sungai Mentaya menyebabkan banjir di wilayah tersebut, apalagi belakangan Kotim dilanda curah hujan yang cukup tinggi. Belum lagi adanya saluran yang tersumbat menyebabkan aliran air tidak berfungsi dengan baik.
“Saluran air tersumbat karena kotor, jadi perlu dilakukan pengerukan,” tandasnya.
Kepala Desa Lampuyang Muksin mengatakan, hampir lima tahun di wilayah tersebut tidak dilakukan pengerukan sehingga saluran air menjadi dangkal.
“Kami memang mengharapkan adanya pengerukan, karena dari tahun 2016 belum ada pengerukan,” sebutnya.
Banjir mempengaruhi hasil panen petani yang hampir setiap tahunnya menurun. Dari 8.000 haktare sawah milik petani, hampir 3000 hektare gagal panen akibat banjir . Kerugian diprediksi mencapai Rp 5 miliar. (yn/yit)