Radarsampit.com – Kecelakaan tragis pesawat Jeju Air di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pada Minggu (29/12) pukul 09.03 waktu setempat, mengungkapkan detik-detik mencekam. Insiden ini diduga terjadi akibat kerusakan roda pendaratan pesawat.
Berdasarkan video yang diunggah media lokal, pesawat bermesin ganda tersebut terlihat meluncur di landasan tanpa menggunakan roda pendaratan, sebelum akhirnya menabrak dinding pembatas bandara dan meledak, menyebabkan api besar serta puing-puing berserakan.
Pesawat yang terbang dari Bangkok, Thailand, itu awalnya tampak mendarat di Bandara Muan. Namun, pada detik kelima dalam video, terlihat badan pesawat bergesekan langsung dengan aspal landasan pacu, memicu percikan api dan kepulan asap tebal. Pesawat kemudian kehilangan kendali, menghantam pagar beton bandara dengan kecepatan tinggi.
Saat kecelakaan, pesawat ini mengangkut 181 orang, terdiri atas 175 penumpang dan 6 awak. Hingga kini, dilaporkan 96 orang tewas, termasuk 46 perempuan dan 39 laki-laki. Dua orang berhasil selamat satu penumpang dan satu awak yang kini dirawat intensif di rumah sakit. Jumlah korban diperkirakan bertambah seiring dengan berlanjutnya proses evakuasi.
Penyebab kecelakaan ini masih dalam penyelidikan. Rekaman penyiar lokal MBC menunjukkan kemungkinan pesawat bertabrakan dengan burung saat pendaratan. Kantor berita Yonhap melaporkan bahwa seorang penumpang sempat mengirim pesan terakhir yang menyebutkan adanya burung terjebak di sayap pesawat.
Namun, pejabat Departemen Penerbangan Korea Selatan menyatakan tabrakan dengan burung hanyalah salah satu dugaan yang sedang diselidiki, dan penyebab pastinya belum dapat dipastikan.
Operasi penyelamatan besar-besaran langsung dilakukan di Bandara Muan. Presiden sementara Korea Selatan, Choi Sang-mok, memerintahkan pengerahan seluruh sumber daya untuk menyelamatkan korban. “Gunakan semua cara dan peralatan untuk menyelamatkan sebanyak mungkin korban,” tegasnya dalam pernyataan resmi.
Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, turut menyampaikan belasungkawa dan meminta Kementerian Luar Negeri Thailand untuk memeriksa kemungkinan adanya warga negara Thailand di dalam pesawat.