MUARA TEWEH – Insiden tongkang batu bara tabrak tiang fender (pengaman) jembatan yang menghubungkan Kelurahan Tumpung Laung – Desa Sikan kembali terjadi. Akibat tertabrak tongkang bermuatan batu bara milik PT Asmin Bara Bronang Kapuas tersebut, tiang fender jembatan mengalami kerusakan serius.
Kabid Perhubungan Sungai dan Penyeberangan Dinas Perhubungan setempat Rizalfi menjelaskan tongkang bermuatan ribuan ton batu bara itu ditarik oleh kapal tunda (tugboat) TB Brahma 7 dan BG Anand 5. Batu bara tersebut diketahui milik PT Asmin Bara Bronang Kapuas yang diangkut melalui pelabuhan PT TOP Paring Lahung Kabupaten Barito Utara.
“Informasi dari petugas pandu di lokasi, Saniansyah pada saat kejadian cuaca cerah dan jarak aman untuk berlayar.Disamping itu pada rangkaian tiang pancang jembatan sudah dipasang penerangan (lampu sorot) dan rambu-rambu,” kata Rizalfi.
Pada saat kapal dengan jarak sekitar 1.500 meter dari posisi tiang pancang, petugas pandu sudah menginformasikan kepada kapten kapal, bahwa agar kapal menarik tongkang ke arah kiri hilir (ke tengah sungai), karena posisi tongkang dekat dengan bangunan terapung (lanting) masyarakat.
Komunikasi antara pandu dengan kapten kapal terus berlangsung melalui radio, namun posisi kapal tidak kunjung ditarik sehingga tongkang terus terdorong arus yang kuat ke arah kanan turun, sehingga kejadian tertabraknya rangkaian tiang pancang jembatan tersebut tidak terhindarkan lagi.
Padahal saat kapal melintas dari jarak 1.000 meter dari arah hulu telah dipandu atau diasis oleh kapal bantu milik masyarakat setempat. “Hasil pemantauan kami di lapangan arus sungai di lokasi tersebut memang sangat deras dan mengarah ke kanan turun tempat posisi rangkaian tiang pancang, namun alur pelayaran sangat lebar karena jarak tiang dengan tiang lainnya sekitar 200 meter dan juga jarak pandang cukup jauh kurang lebih 2.000 meter dari tikungan,” tegas Rizalfi.
Selain itu, kata dia, letak dan posisi rangkain tiang pancang sudah berada di pinggir sungai dengan jarak sekitar 20 meter dari bibir sungai pada saat kejadian kondisi debit air naik (banjir) dan posisi tersebut hampir sejajar dengan bangunan terapung milik masyarakat.