Proyek Irigasi Luwuk Bunter Terancam Digusur Perkebunan, Warga Siap Melawan

ilustrasi penggusuran
Ilustrasi Penggusuran (net)

SAMPIT, radarsampit.com – Kebun dan tanaman milik warga Desa Luwuk Bunter, Kecamatan Cempaga, berada dalam bayang-bayang penggarapan perkebunan kelapa sawit. Lahan yang terancam masuk areal pembangunan irigasi oleh Pemkab Kotawaringin Timur. Alat berat perusahaan terus merangsek masuk.

Kepala Desa Luwuk Bunter, Kurnain mengatakan, areal dan kebun milik warganya digarap secara brutal oleh alat berat milik perusahaan. ”Ya, memang ada (kegiatan penggarapan lahan warga, Red). Kami sudah menyampaikan kepada perusahaan agar ditahan dulu kegiatan itu,” kata Kurnain, Senin (12/6/2023).

Bacaan Lainnya

Kurnain menuturkan, areal yang digarap dan masuk dalam rencana garapan perusahaan terdapat proyek irigasi pemerintah yang baru saja diselesaikan tahun 2022. Dia mendesak agar persoalan tersebut bisa segera diselesaikan melalui forum mediasi. ”Maksud kami, agar dilakukan mediasi terlebih dulu dengan pemilik lahan, karena ada lahan masuk dalam sekunder dan luar sekunder,” jelasnya.

Menurut informasi warga setempat, penggarapan memang sengaja dilakukan ketika warga tidak berada di kebun mereka. Alat berat dalam sekejap merobohkan tanam tumbuh, baik berupa kelapa sawit, karet, dan rotan. ”Sepertinya punya kami sempat mau digarap. Untungnya kami ada di lokasi dan kami tegaskan, kalau berani merobohkan dan menggarap lahan kami, akan kami gunakan hukum rimba di lokasi,” ujar seorang warga.

Baca Juga :  Rp 300 Juta untuk Rehab Dermaga Sampit-Seranau

Warga lainnya sepakat akan mempertahankan lahan tersebut. Mereka tidak ingin sisa kebun mereka digarap perkebunan, karena merupakan peninggalan untuk masa depan anak cucunya. ”Kalau kami jual dan biarkan, sama saja kami menciptakan kesengsaraan kepada generasi kami ke depannya. Jangan biarkan kami sengsara di masa mendatang karena aksi perusahaan semacam ini,” tegasnya.

Areal yang dipersoalkan sebagian besar merupakan kebun warga. Sejak 2008 silam warga mengelola lokasi tersebut. Sebagian sudah disulap menjadi kebun. Pemkab Kotim mendukung areal tersebut dijadikan lokasi perkebunan dan pertanian masyarakat.

Hal itu terbukti melalui pelaksanaan program irigasi di wilayah itu sebanyak dua kali berjalan. Di sisi lain, kawasan tersebut disinyalir jadi incaran perkebunan sejak lama, karena tanahnya yang subur. Camat Cempaga Ady Candra mengatakan, pihaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada pemerintah desa setempat. ”Sementara ini ditangani dulu pemerintah desa untuk penyelesaiannya,” ujar Adi Candra. (ang/ign)



Pos terkait