SAMPIT, radarsampit.com – Gapura kontroversial yang dibangun di kompleks Perumahan Bukit Raya, Kecamatan Baamang, Sampit, akhirnya dibongkar. Hal ini setelah dimediasi pihak Kelurahan Baamang Barat yang dihadiri tim dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, serta TNI dan Polri.
”Kesepakatannya, untuk gapura itu dibongkar ulang dan ditinggikan minimal enam meter, sesuai pertimbangan teknis dari pihak Pemadam Kebakaran,” kata Plt Lurah Baamang Barat Jainurul Arifin, kemarin (29/11).
Mediasi yang dilaksanakan berlangsung di aula kelurahan, diikuti sejumlah warga dan Ketua RT 03 Perumahan Bukit Raya. Warga mendukung agar gapura tersebut dibongkar dan ditinggikan, mengingat kawasan itu merupakan permukiman padat penduduk dan mengantisipasi adanya bencana kebakaran. Jika gapura tidak ditinggikan, akan menyulitkan pemadam jika masuk kawasan tersebut.
Menurutnya, pembongkaran itu dibatasi paling lambat Rabu (30/11) sore dilakukan pihak setempat. Dia mengaku diperintahkan Camat Baamang untuk segera menyelesaikan persoalan itu, sehingga tidak membuat warga resah.
Sementara itu, pejabat Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Heri Wahyudi menegaskan, sesuai standar operasional pemadaman, ketinggian gerbang di perumahan dan lainnya minimal 4,5 meter. Hal itu untuk memudahkan mobil pemadam masuk permukiman apabila ada hal-hal yang memerlukan pertolongan.
”Bahkan, ada yang sampai enam meter demi kepentingan bersama. Makanya, sekarang gapura yang ada di kantor dinas mulai dibongkar, menyesuaikan aturan ini,” ujarnya.
Dia melanjutkan, gapura yang dibangun tersebut sangat rendah, hanya 2,65 meter. Ketinggian itu sangat tidak mendukung akses masuknya kendaraan damkar.
Sebelumnya, warga perumahan tersebut dibuat resah setelah berdirinya gapura tersebut. Pembangunannya disinyalir tidak melibatkan musyawarah dengan warga setempat, sehingga warga melayangkan protes kepada Ketua RT dan melaporkannya kepada pihak Kelurahan Baamang Barat.
Gapura yang berada di pinggir barat Jalan Tjilik Riwut itu juga berada di salah satu rumah anggota DPRD Kotim Handoyo J Wibowo. Di kawasan itu juga terdapat sejumlah rumah pejabat di lingkungan Pemkab Kotim dan gudang besar. (ang/ign)