Banjir di Desa Sei Ubar Mandiri, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), sejak Kamis (28/11) dini hari berangsur surut. Hingga Sabtu (30/11), jumlah kepala keluarga (KK) yang terdampak banjir mencapai 148. Ketinggian air di beberapa titik mencapai lebih dari 1 meter, terutama di RT 1 dan RT 2.
Yuni Pratiwi Iskandar, Sampit | radarsampit.com
Banjir yang melanda wilayah itu juga berdampak sekali terhadap kehidupan dan aktivitas warga setempat, ditambah sulitnya mereka mendapatkan air bersih.
Bencana alam ini diketahui juga perah terjadi di bulan Februari 2024 lalu, dan merupakan banjir kiriman dari sungai di wilayah hulu, lantaran curah hujan yang tinggi.
Selain itu ditambah ada sumbatan di alur Sungai Ubar yang membuat air lamban mengalir.
“Alhamdulillah, hari ini (red: kemarin) ketinggian air mulai surut. Semoga secepatnya air surut dan warga dapat kembali beraktivitas normal,” ujar Kades Sei Ubar Mandiri, Andreka Setiadi.
Dirinya pun mengungkapkan harapannya agar pemerintah daerah segera menurunkan alat berat excavator ampfibi untuk membersihkan Sungai Ubar Mandiri, agar aliran sungai tidak tersumbat lagi dan mengurangi potensi banjir di masa mendatang.
“Kami berharap dengan adanya normalisasi sungai, banjir tidak akan terjadi lagi di desa kami,” tegas Andreka.
Sebelumnya, banjir di desa tersebut pun mendapat perhatian dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotim.
Wakil Bupati Kotim Irawati bersama jajarannya mengunjungi lokasi banjir , sekaligus menyalurkan bantuan berupa beras 35 sak.
Terdiri dari ukuran 5 kg sebanyak 10 sak, beras 10 kg sebanyak 20 sak, yang berasal dari bantuan perusahaan besar swasta (PBS) yang beroperasi di wilayah setempat.Pada kesempatan itu juga diserahkan bantuan 10 kardus mi instans, bagi warga terdampak banjir.
Sementara itu, Camat Cempaga Hulu Gusti Mukafi mengatakan, pihaknya sedang menyusun surat permohonan bantuan kepada dinas terkait untuk menangani banjir di Desa Sei Ubar Mandiri.
“Kami mengharapkan bantuan yang telah disalurkan dapat menjangkau warga yang terdampak parah, khususnya di RT 1 dan RT 2,” ucapnya. (yn/gus)