Siang Bolong, Satu Rumah di Kumai Jadi Arang

Korsleting Diduga Jadi Pemicu Kebakaran

kebakaran rumah
KEBAKARAN: Rumah di RT 01, Desa Sungai Bedaun, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat terbakar Sabtu (26/8/2023). (ISTIMEWA/RADAR PANGKALAN BUN)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Satu unit rumah di RT 01, Desa Sungai Bedaun, Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar), terbakar. Peristiwa siang bolong itu membuat warga panik lantaran angin berhembus kencang.

Keterbatasan sarana dan prasarana pemadam kebakaran membuat api tidak tertangani, meskipun di desa tersebut telah terbentuk Masyarakat Peduli Api (MPA). Warga hanya mengandalkan peralatan seadanya untuk melokalisir api agar tidak merembet ke rumah sebelahnya.

Bacaan Lainnya

Ledakan cukup keras terdengar dari dalam rumah ketika api berkobar dari atas plafon yang merembet ke atap rumah dan ke seluruh bangunan. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kerugian ditaksir mencapai ratusan juta.

Bukan hanya rumah, namun seluruh perabotan, pakaian, surat berharga dan barang lainnya turut terbakar, begitupula uang simpanan berjumlah jutaan rupiah turut terbakar.

Ketua RT 01 Desa Sei Bedaun Kecamatan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat, Matjani menceritakan, rumah yang terbakar milik Murikah (50) yang pada saat kejadian sedang bekerja.

Baca Juga :  Putuskan Tali Pakai Api, Pasar Rakyat Akhirnya Rata dengan Tanah

“Saat itu yang ada dalam rumah hanya ada menantu dari Murikah, namun kondisinya sedang sakit dan tidak berdaya saat kebakaran,” ujarnya, Sabtu (26/8).

Saat itu sumber api yang diduga warga dari korsleting listrik langsung membakar bagian plafon rumah, asap tebal sempat diketahui tetangga korban, dan langsung berteriak meminta pertolongan.

Warga yang mengetahui bahwa menantu pemilik rumah sedang sakit, segera membantunya keluar rumah. Sementara warga lainnya dengan alat seadanya berupaya memadamkan api.

Minimnya alat pemadam termasuk mobil damkar dan selang membuat api tidak bisa tertangani dan seluruh badan bangunan hangus terbakar beserta isinya.

“Baru beberapa jam kemudian datang mobil pemadam dari PBS kelapa sawit di sekitar desa,” tegasnya.

Ia berharap, pemerintah kabupaten setempat dapat mengupayakan pengadaan mesin damkar dan mobil tangki, hal itu penting mengingat armada Damkar Kobar tidak mungkin dapat mencapai wilayah mereka ketika ada bencana mengingat akses melalui jalur sungai Kumai. “Akses sangat sulit, jadi pemerintah daerah harus mulai memikirkan pengadaan alat damkar lengkap di Bedaun,” pungkasnya. (tyo/yit)



Pos terkait