Ternyata Seperti Ini Cara Main Curang Oknum Tengkulak Sawit, Wo, oh! Kamu Ketahuan….

panen sawit
Ilustrasi petani tengah memanen tanda buah segar (TBS) sawit. (Dery Ridwansah/Jawa Pos)

PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Sebagian besar petani kelapa sawit di Kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) memilih menjual hasil panen tandan segar buah kelapa sawitnya kepada tengkulak.

Hal itu dinilai lebih mudah dalam proses akad jual-beli ketimbang langsung menjual ke pabrik yang dinilai lebih ribet dan terkadang tidak bisa langsung pencairan dana saat hari itu juga.

Akan tetapi, mereka tidak menyadari bahwa banyak oknum tengkulak kelapa sawit yang diduga melakukan praktik culas merugikan petani.

Salah satunya dengan memodifikasi timbangan pikul untuk memperoleh keuntungan.

Salah seorang mantan tengkulak kelapa sawit di Kobar, In, mengungkap berbagai modus yang digunakan tengkulak untuk memainkan timbangan.

Salah satunya dengan mengebor dacing dan memasukan logam ke dalam dacing.

”Dacing mempunyai berat timbangan 110 kilogram. Dipotong untuk keranjang timbang, beratnya ada yang 5 sampai 7 kilogram. Dengan memodifikasi timbangan, per seratus kilogram buah kelapa sawit yang ditimbang tengkulak mampu meraup keuntungan 24 kilogram,” ujar In, Selasa (24/6/2025).

Modus lainnya, memasukkan paku dan baut dengan pola kerja kecurangan yang sama. Menurutnya, praktik culas itu telah berlangsung lama tanpa terdeteksi. Rata-rata mulus karena ketidaktahuan petani.

Baca Juga :  ASTAGA!!! LGBT Sudah Lama Eksis di Kalteng, Ini Sederet Buktinya

Menurutnya, apabila dalam satu hektare tanaman kelapa sawit petani sejatinya mampu memanen buah kelapa sawit sebanyak 1 ton, karena praktik kecurangan, dalam satu ton petani dirugikan sebanyak 240 kilogram per seribu kilogram.

Baca Juga: Koperasi Merah Putih Berpeluang Garap Lahan Sawit Sitaan Satgas Penertiban Kawasan Hutan, Tapi Ada Batasan Luasnya?

”Satu kali naik timbangan 100 kilo, kalau satu ton artinya 10 kali timbang. Bila satu kali timbang tengkulak curang mampu mendapatkan buah cuma-cuma 24 kilogram, maka 10 kali sudah dapat 240 kilogram. Bila dikalikan harga saat ini mencapai Rp2.850 rupiah per kilo, petani sudah rugi Rp684 ribu dalam satu tonnya,” katanya.

Meski demikian, dia melanjutkan, tidak semua tengkulak melakukan praktik kecurangan. Karena itu, petani diminta selektif memilih tengkulak kelapa sawit.



Pos terkait