PANGKALAN BUN, radarsampit.com – Debit air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Arut di Kota Pangkalan Bun tidak kunjung turun. Kondisi tersebut membuat warga bantaran sungai rentan terserang demam berdarah dengue atau DBD.
Diduga limpahan air dari hulu Sungai Arut masih terus terjadi, sementara kondisi muara sedang pasang. Akibatnya, air tertahan di perkotaan. Bertahannya debit sungai membuat sampah-sampah seperti botol, gelas plastik mineral, dan minuman ringan yang berisi air ikut mengapung di bawah rumah warga.
Botol dan gelas plastik serta sampah lainnya yang terdapat air menjadi tempat bersarangnya jentik nyamuk aedes aegypti pembawa virus demam berdarah dengue.
Masalah tersebut lepas dari pengawasan dinas kesehatan dan instansi lainnya terutama memberikan edukasi kepada masyarakat bantaran sungai.
Warga Kelurahan Raja Rahayu mengatakan, banyak sekali nyamuk yang masuk ke dalam rumah, terlebih bila hari mulai gelap.
“Air ini bertahan, naik tidak turun tidak, tetap seperti ini sejak dua minggu ini, yang pasti nyamuk semakin banyak karena sampah terutama bekas minuman ringan banyak terisi air yang menjadi tempat bersarang nyamuk,” ungkapnya, Minggu (12/5).
Ia mengaku menyingkirkan sampah yang ada di sekeliling rumahnya setiap sore, namun keesokan paginya sampah kembali berkumpul di sekeliling rumahnya.
“Tinggi muka air hanya lima centimeter dari lantai rumah, jadi sampah sangkut terus, engga bisa lancar terbawa arus, padahal setiap hari saya bersihkan,” imbuhnya.
Warga Kelurahan Baru, Saini, merasa khawatir terancam penyakit demam berdarah. Ia berharap pemerintah kelurahan mengajak masyarakat gotong royong membersihkan sampah.
“Kalau saya yang bersihkan, sementara yang lain cuek, sampah mereka larinya ke tempat kami. Jadi harus semua bergerak, karena sampah-sampah ini menumpuk di atas permukaan air,” pungkasnya. (tyo/yit)