SAMPIT, radarsampit.com – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Pos Jaga Sampit baru-baru ini kembali menerima laporan dari warga terkait kemunculan orang utan di sekitar areal kebun masyarakat.
Komandan BKSDA Pos jaga Sampit Muriansyah mengatakan, pihaknya menerima dua laporan dari dua lokasi berbeda. Laporan pertama dari warga di jalan lingkar utara, masuk jalan baru ke arah Desa Kandan, Kecamatan Kotabesi. Kemudian, pada Sabtu (17/12) siang, dilaporkan kemunculan orangutan di Desa Tinduk, Baamang.
”Ada masuk dua laporang kemunculan orangutan. Satu lokasi di jalan lingkar utara masuk jalan baru ke arah Desa Kandan dan terbaru dilaporkan kemunculan orang utan di Desa Tinduk,” ujarnya.
Warga yang melaporkan menyertakan video kemunculan satwa dilindungi itu. Dalam rekaman video, nampak orang utan sedang bergelantungan dan berpindah dari satu pohon ke pohon lainnya di perkebunan warga.
Meski tidak mengganggu, masyarakat setempat tetap khawatir dengan kemunculan orang utan tersebut, yang dinilai bisa merusak kebun warga. Selain itu, warga khawatir orang utan tersebut mati dibunuh.
Terkait laporan tersebut, BKSDA akan segera melakukan observasi ke lokasi. ”Info warga sore kemarin, orang utannya tidak terlihat. Mudah-mudahan besok (Senin, 19/12) pagi bisa ke sana untuk observasi kemunculan orang utan di Desa Tinduk,” katanya.
Petugas mengimbau masyarakat agar tak mengganggu orang utan tersebut. Sebab, selain berbahaya, ada sanksi hukum yang menanti. Apalagi primata .itu termasuk satwa yang dilindungi.
”Kami minta warga yang melihat kemunculan orang utan agar melapor kepada BKSDA Pos Jaga Sampit,” katanya. (yn/ign)