Waspada Penyebaran Antraks, Kasus pada Manusia Biasanya Terlambat Ditangani

antraks ilustrasi
ilustrasi

JAKARTA, radarsampit.com – Antraks kembali menghebohkan setelah tiga orang di Gunungkidul, DIJ, meninggal dunia. Sebelumnya pada Mei lalu ada kematian sapi dan kambing milik warga secara mendadak dan masal. Ahli menyarankan penanganan yang tepat agar kasus ini tidak terjadi lagi.

Spora dari bakteri penyebab antraks bisa bertahan di lingkungan selama beberapa tahun. Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman kemariin (9/7) menyatakan kekhawatiran masyarakat merupakan hal yang wajar.

Bacaan Lainnya

Dia memberikan tips agar tidak tertular. Yakni dengan memakai masker, hindari hewan mati, dan menjaga kebersihan rumah. “Permukaan lantai dibersihkan dengan clorin 6 persen atau cairan pemutih yang dilarutkan ar,” katanya.

Spora dari Bacillus antrhacis yang bertahan di tanah, air, atau tumbuhan dapat masuk ke tubuh hewan melalui oral atau masuk lewat mulut. Pada manusia, biasanya spora ini masuk melalui kulit yang terbuka karena luka lalu bersentuhan dengan hewan atau produk hewani yang sudah tercemar. Pada kasus di Gunungkidul, masyarakat ada yang mengkonsumsi hewan yang sudah mati karena antraks. Ada juga penularan lewat inhalasi atau lewat pernapasan.

Baca Juga :  Tabrakan Kereta Api Turangga dan Bandung Raya akibat Sistem Sinyal Eror

Dicky menyatakan bahwa kasus antraks pada manusia biasanya terlambat tertangani. Sebab vonis penyakit harus melalui penyelidikan medis yang kompleks. Sebab jika di liat gejalannya hanya sesak napas dan demam. Kalau sporta antraks ini masuk lewat kult biasanya kematan 2 persen. Sementara jika sudah masuk ke pembuluh darah dan menginfeksi otak maka 92 persen pasien akan meninggal.

“Untuk terapi masih bisa tapi harus cepat ditangani,” katanya. Obat-obat akan diberikan secara oral atau infus ketika pasien sampai di fasilitas kesehatan. Lamanya bisa 60 hari. Selain itu juga ada vaksin khusus antraks yang biasanya diberikan setelah terpapar.

Terpisah, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dr. Imran Pambudi mengatakan pemerintah daerah Gunungkidul sudah memberikan pengobatan profilaksis kepada populasi terpapar untuk pencegahan.



Pos terkait